Klaster keluarga kini menjadi salah satu perhatian utama pada penularan virus corona di masa pandemi Covid-19. Penularan virus dalam klaster keluarga akan berdampak buruk bagi kelompok usia rentan, seperti lansia. Berikut cara menjaga kesehatan dan mencegah orang tua terkena Covid-19 dari klaster keluarga.
Dalam keluarga, orang tua adalah yang paling rentan tertular virus corona dan juga mendapatkan gejala yang parah. Saat ini, tercatat lebih dari 7 persen penduduk Indonesia merupakan lanjut usia dengan berbagai macam kondisi.
Kondisi fisik orang tua saat ini sudah jauh menurun karena daya tahan tubuh yang relatif lebih rendah. Umumnya disebabkan oleh penyakit kronik, penurunan fungsi organ, dan risiko komplikasi penyakit yang meningkat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk menjaga kesehatan orang tua terdapat panduan 'BAHAGIA'.
"BAHAGIA merupakan singkatan dari Berat badan dijaga, Atur makanan seimbang, Hindari faktor risiko, Agar tetap berguna kembangkan hobi, Gerak badan teratur, Iman dan takwa ditingkatkan, serta Awasi kesehatan secara periodik," kata dokter spesialis penyakit dalam konsultan geriatri RSPI - Bintaro Jaya Purwita Wijaya Laksmi, dalam keterangan pers yang diterima CNNIndonesia.com, Selasa (8/9).
Secara rinci, berikut cara mencegah orang tua terkena Covid-19, terutama dari klaster keluarga.
Selalu jaga jarak di mana pun berada, baik di rumah maupun di luar rumah. Jauhi pula orang yang sakit atau memiliki gejala seperti flu. Anggota keluarga yang memiliki gejala atau pun yang kerap bepergian juga harus menjaga jarak dengan orang tua.
Orang yang bergejala harus selalu memakai masker di rumah.
Selalu terapkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan rajin mencuci tangan dengan air dan sabun. Pastikan orang tua tetap menjaga kesehatan, misalnya jika memiliki obat harian, pastikan diminum dengan teratur.
Manfaatkan konsultasi jarak jauh jika memerlukan bantuan dokter.
"Namun, segera datang ke rumah sakit untuk berobat jika mengalami keluhan kesehatan serius, misalnya nyeri dada, sesak, demam terus menerus, penurunan asupan makan, merasa lelah sepanjang waktu, dan mendadak sulit untuk dibangunkan atau sulit berkomunikasi," ucap Purwita.
Jauhi keramaian, perkumpulan, dan kegiatan sosial seperti arisan, reuni, rekreasi, berbelanja, dan sebagainya. Alih-alih bertemu langsung, manfaatkan teknologi untuk kontak sosial melalui telepon atau video call.
Hindari pula menerima tamu jika tak dirasa perlu. Jika mengharuskan menerima tamu, pastikan setiap orang menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker.
![]() |
Ajak orang tua untuk mengontrol emosi dengan tetap optimistis, menghindari stres, dan juga marah. Alihkan perhatian orang tua pada aktivitas yang menyenangkan di rumah.
Studi menunjukkan, aktivitas spiritual seperti ibadah dapat meningkatkan ketenangan jiwa. Tetap bersyukur bagaimana pun keadaannya dengan beribadah sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.
Pastikan asupan gizi orang tua cukup dengan memperhatikan kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Jenis dan konsistensi makanan disesuaikan dengan kondisi medis, kemampuan makan, mengunyah, dan menelan, serta preferensi lansia.
Asupan minuman harian juga harus diperhatikan, karena semakin bertambahnya usia terjadi penurunan persepsi rasa haus.
Tetap lakukan aktivitas fisik secara rutin di rumah. Aktivitas fisik yang cukup meningkatkan kekebalan tubuh orang tua. Pilih aktivitas fisik yang menyenangkan.
Upayakan orang tua mendapat istirahat yang cukup baik dari segi kualitas dan kuantitas. Dari segi waktu, orang tua dan lansia disarankan tidur 6-8 jam sehari atau lebih.
Pastikan semua kebutuhan orang tua terpenuhi untuk menopang aktivitas mereka di rumah selama pandemi Covid-19.
Perhatian dari seluruh anggota keluarga merupakan dukungan nyata untuk orang tua menghadapi masa pandemi Covid-19. Berikan perhatian, kasih sayang, motivasi, semangat, bantuan, dan interaksi sosial.
"Dukungan keluarga merupakan hal mutlak agar lansia tetap sehat, bersedia berdiam di rumah serta '5 Jaga dan 5 Cukup' dapat diterapkan. Selain itu, keluarga atau pendamping turut membantu mengajarkan penggunaan teknologi informasi dan memfasilitasi lansia agar dapat menggunakan gawai untuk berkomunikasi dan bertemu dengan kerabat secara virtual," kata Purwita.
(ptj/asr)