Kian Nihil Es, Wisata Aurora di Islandia Terancam Musnah

CNN Indonesia
Rabu, 30 Sep 2020 17:50 WIB
Bayangkan jika Islandia jadi negara tanpa es. Wisata pengamatan Cahaya Utara atau penjelajahan gletser bisa jadi ikut lenyap.
Gua es di Taman Nasional Vatnajökull. (Dok. Pixshark.com)
Jakarta, CNN Indonesia --

Daratan es Vatnajökull adalah gletser terbesar Islandia - dan daratan es terbesar menurut volume di Eropa.

Luas Vatnajökull mencakup sekitar 8 persen Islandia dan air yang mencair darinya berkontribusi pada sungai terpanjang dan terkuat di negara itu.

Taman Nasional Vatnajökull meliputi lapisan es Vatnajökull (gletser) dan sepuluh gunung berapi aktif, tujuh di antaranya berada di bawah lapisan es.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut situs pengelola taman nasional, lapisan es paling tebal di puncaknya adalah 950 meter di lembah antara Kverkfjöll dan Öræfajökull.

Taman itu masuk dalam daftar Warisan Dunia UNESCO pada 2019.

Tetapi es di sini dengan cepat menghilang, kata Snaevarr Gudmundsson dari Icelandic Glaciological Society

"Gletser ini perlahan punah. Mengejutkan melihat seberapa cepat itu terjadi."

Diperkirakan sekitar 150 ribu liter es sekarang mencair dari daratan es setiap detiknua, itu berarti hampir 13 miliar liter es per hari.

Dalam waktu kurang dari lima tahun, es tempat Gudmundsson berdiri akan hilang, menurut prediksinya.

"Permukaannya rendah dan bergerak cepat. Kemunduran di tempat ini kira-kira 100 meter per tahun. Jadi dalam tiga tahun, empat tahun, ya, Anda akan berdiri di atas tanah".

Dia mengatakan alasan kepunahan es itu sederhana; iklim yang memanas.

"Kami tahu iklim telah memanas. Jadi ini hanya fisika sederhana. Pergi saja ke toko dan beli es krim dan beri tahu kami apa yang terjadi ketika Anda membawanya di tengah suhu panas. Es krim itu pasti mencair."

Blue glacier cave in IcelandGua es di Islandia yang terancam punah akibat perubahan iklim. Istockphoto/klikk)

Islandia telah mengalami ledakan besar dalam pariwisata dalam dekade terakhir.

Tetapi tahun ini, seperti di tempat lain, bisnis wisata telah dirusak oleh pandemi virus corona, jelas pemandu wisata Haukur Einarsson:

"Hilang dari, katakanlah, setengah normal di bulan Maret menjadi tidak ada turis. Lalu sepanjang April, Mei, Juni. Tapi kemudian pulau itu dibuka lagi. Juli dan Agustus hampir normal kembali."

Pengetatan pembatasan perjalanan demi mencegah gelombang kedua COVID-19 telah memengaruhi pariwisata lagi baru-baru ini, katanya.

Dia berharap bisnis wisata akan kembali normal setelah pandemi selesai.

"Kami harus mengurangi pegawai. Dan itu mungkin hal yang paling Anda sesali, melihat lapangan pekerjaan menghilang. Tapi kami yakin ini akan berubah pada suatu saat. Kami akan dapat merekrut karyawan lagi. "

Islandia memiliki energi terbarukan yang berlimpah dari pembangkit listrik tenaga panas bumi dan hidroelektrik, yang bergantung pada cadangan air Islandia yang melimpah, yang pada akhirnya bergantung pada gletser negara itu.

Andri Gunnarsson, ahli glasiologi dari Perusahaan Tenaga Nasional Islandia memperkirakan bahwa Islandia akan kehilangan gletser dalam dua ratus tahun mendatangan.

"Seratus lima puluh, dua ratus tahun, kurang lebih, semua gletser akan lenyap. Islandia kurang lebih akan bebas dari gletser."

Perubahan suhu laut juga berarti bahwa kapal penangkap ikan sekarang menangkap jenis ikan baru.

Kristjan Davidsson, Kepala Eksekutif, Brim Seafood mengatakan pandemi virus corona tidak mengalihkan perhatian Islandia dari tantangan perubahan iklim.

"Saya rasa hal itu tidak mengganggu kami. Saya pikir hal itu telah membuat kami lebih sadar betapa rentannya kami dan betapa rentannya seluruh ekosistem. Jadi sebaliknya, saya pikir itu telah membuat kami lebih sadar."

Satu dekade yang lalu, ahli geologi Islandia Oddur Sigurðsson menyatakan gletser Okjokull punah.

Sekarang penduduk Islandia menghadapi masa depan tanpa gletser dan perubahan dunia yang harus mereka adaptasi.

(ap/ard)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER