Studi: Vitamin D Berpotensi Menurunkan Risiko Kematian Corona

CNN Indonesia
Minggu, 04 Okt 2020 14:25 WIB
Studi menemukan lebih 50 persen pasien yang diuji dan mendapatkan asupan vitamin D yang cukup memiliki kemungkinan lebih kecil meninggal karena Covid-19.
Ilustrasi: Pasien terinfeksi virus corona sedang berjemur untuk mendapatkan vitamin D. Studi terbaru menemukan hubungan kecukupan vitamin D dengan penurunan risiko kematian akibat Covid-19. (Foto: AP/Emilio Morenatti)
Jakarta, CNN Indonesia --

Peneliti dari Boston University School of Medicine (BUSM) menemukan bukti cukup yang menunjukkan bahwa vitamin D memberikan dukungan positif terhadap pasien Covid-19. Hasil studi menyatakan, konsumsi vitamin D yang cukup menjadikan sejumlah individu yang terinfeksi virus corona dan tengah dirawat terlindungi.

Studi yang menganalisis data 235 orang yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19 mendapati, sekitar 51,5 persen punya kemungkinan lebih kecil untuk meninggal akibat infeksi. Ini karena pasien dengan usia lebih dari 40 tahun tersebut mendapatkan asupan vitamin D yang cukup.

Dosis cukup itu didefinisikan setidaknya 30 ng/mL vitamin D.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penulis utama studi, dokter Michael F. Holick menyatakan, studi ini memberikan bukti langsung bahwa vitamin D dapat mengurangi komplikasi, termasuk badai sitokin atau pelepasan banyak protein ke dalam darah yang teramat cepat.

"Dan itu [badai sitokin] akhirnya menyebabkan kematian akibat Covid-19," lanjut Holick yang juga profesor kedokteran, fisiologi dan biofisika serta kedokteran molekuler di BUSM, dikutip dari Forbes.

Penulis penelitian menekankan beberapa keterbatasan dalam studi ini di antaranya, pasien termasuk juga mereka yang memiliki rekam jejal kadar vitamin D 25 (OH).

"Beberapa faktor perancu seperti, merokok dan status sosial ekonomi tidak dicatat untuk semua pasien dan dapat berdampak keparahan infeksi Covid-19. Selain itu, tes RT-PCR tidak dilakukan ke semua pasien dengan gejala klinis Covid-19," tambah dia lagi.

Trik Makan Sehat Untuk Cegah CoronaFoto: CNN Indonesia/Fajrian
Trik Makan Sehat Untuk Cegah Corona

Metode penelitian menggunakan teknik cross-sectional, dan karena itu penulis tidak menjelaskan hubungan sebab dan akibat dari kecukupan vitamin D dengan penurunan risiko keparahan infeksi Covid-19. Untuk mempelajari sebab-akibat, perlu ada penelitian skala besar dan uji klinis acat (RCT).

Holick menerbitkan studi terpisah baru-baru ini yang menemukan bahwa tingkat vitamin D yang cukup dapat mengurangi risiko tertular Covid-19 antara 19 hingga 54 persen. Ia juga meyakini, kadar vitamin D yang cukup dapat membantu menangkal virus lain yang menyebabkan penyakit saluran pernapasan, termasuk influenza.

"Karena kekurangan vitamin D ataupun ketakcukupan vitamin D begitu marak terjadi pada anak-anak dan orang dewasa di Amerika Serikat dan di seluruh dunia, terutama pada musim dingin. Maka sebaiknya, setiap orang mengonsumsi suplemen vitamin D untuk mengurangi risiko terinfeksi dan mengalami komplikasi akibat Covid-19," ia menyarankan.

Pada Juli ini, National Institutes of Health (NIH) merilis penyataan yang menyebut bahwa belum ada cukup data untuk merokomendasikan penggunaan vitamin D dalam pencegahan ataupun pengobatan Covid-19.

Dikutip dari laman kesehatan Health Line, kebanyakan orang sehat memerlukan 10-20 mikrogram (400-800 IU). Terkait pencegahan COVID-19, dilansir dari laman WebMD, pakar kesehatan menyarankan asupan vitamin D sekitar 10-25 mikrogram (400-1000 IU) per hari.

Sumber alami vitamin D bisa diperoleh dari telur, ikan, susu atau bahan makanan yang sudah terfortifikasi dan jamur. Sumber vitamin D bisa pula berasal dari sinar matahari.

Selain vitamin D, para ahli juga merekomendasikan kecukupan vitamin C. Kendati begitu, Anda tetap perlu berkonsultasi dengan dokter soal dosis ini.

Sedangkan untuk konsumsi suplemen vitamin C dan D, Dokter Spesialis Gizi Klinik di RS Pondok Indah - Puri Indah, Raissa Edwina Djuanda menyarankan agar berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter. Sebab, kata dia, ini berhubungan dengan kondisi kesehatan masing-masing orang termasuk berat badan.

"Vitamin C dan D memang sudah direkomendasikan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk diberikan kepada orang yang positif terinfeksi virus COVID-19," kata Raissa dikutip dari Antara.

Jumlah asupan yang dibutuhkan masing-masing orang bisa berbeda-beda. Menurut Raissa, secara umum orang dengan berat badan lebih rendah atau kecil memerlukan dosis vitamin yang lebih sedikit.

(nma)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER