Telur jadi pilihan makanan bagi banyak orang. Namun, di balik kepopulerannya, ada banyak mitos tentang telur yang tersebar di masyarakat.
Telur dikenal sebagai salah satu sumber protein terbaik. Selain sebagai sumber protein, telur juga mempunyai banyak kandungan nutrisi lainnya yang diperlukan tubuh, mulai dari vitamin A, B5, B12, B2, D, E, K, B6, asam folat, fosfor, selenium, kalsium, dan seng.
Namun sayang, di luar sana, banyak kesalahpahaman tentang telur yang beredar. Mulai dari cara mengonsumsi, penampilan, keamanan, hingga nilai gizi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:4 Cara Sehat Memasak Telur |
Berikut beberapa mitos soal telur, melansir Insider.
Beberapa orang percaya bahwa telur mentah mengandung protein yang lebih bergizi daripada telur yang dimasak terlebih dahulu.
Kandungan protein dalam telur mentah adalah fakta. Namun, menelan telur mentah berisiko memicu masalah kesehatan lain. Dalam kondisi mentah, semua makanan termasuk telur, berpotensi mengandung bakteri Salmonella yang bisa memicu infeksi pada tubuh.
Selain itu, ahli juga mengatakan bahwa tubuh manusia dapat menyerap hampir dua kali lipat protein dalam telur yang dimasak alih-alih yang dikonsumsi dalam kondisi mentah.
Lihat juga:Cara Agar Telur Rebus Terkelupas Sempurna |
Warna telur tidak berhubungan dengan berapa banyak nutrisi yang terkandung di dalamnya. Jadi, Anda tak perlu membedakan telur dari segi warna cangkangnya.
Bukan hal yang tak mungkin bahwa cangkang telur bisa ikut masuk ke dalam adonan saat Anda memasak. Namun, bukan berarti itu berbahaya.
Tak sengaja menelan cangkang telur mungkin hanya akan terasa tidak menyenangkan, tapi tidak berbahaya hingga menimbulkan masalah kesehatan tertentu. Kendati demikian, mengonsumsi cangkang telur dalam jumlah banyak dan besar berpotensi melukai kerongkongan.
Bercak darah pada kuning telur bukan pertanda bahwa telur telah dibuahi dan akan menetas. Bintik merah umumnya menjadi tanda pembuluh darah yang pecah saat telur terbentuk dalam ayam betina.
Namun, bintik-bintik merah ini terbilang jarang terjadi. Bintik merah juga bisa disebabkan oleh faktor genetik ayam dan kekurangan vitamin A.
USDA menyebut, bercak darah juga tak berarti telur tidak aman untuk dikonsumsi. Pastikan Anda memasaknya dengan benar.
Sebagian besar produsen mencantumkan batas tanggal konsumsi pada kemasan. Namun, bukan berarti lewat dari tanggal tersebut membuat telur menjadi rusak.
Biasanya, jika disimpan di dalam lemari pendingin, telur akan tetap aman dikonsumsi selama empat hingga lima pekan setelah batas tanggal penggunaan dalam kemasan, meski dengan rasa yang kurang segar. Namun, Anda disarankan untuk membuang saat telur sudah menimbulkan bau busuk.
Terkadang, saat memecahkan telur, Anda akan menemukan benda kecil berwarna putih seperti tali yang menempel pada kuning telur. Untaian putih ini disebut dengan 'chalaze' yang membantu menahan kuning telur tetap berada di tempatnya.
Melepaskan tali putih sebelum Anda memasaknya adalah opsional. Tali putih ini tetap aman saat telur dimasak dengan benar.
(asr)