Peneliti dari Kingston School of Art London mengembangkan proyek untuk mengatasi trauma tenaga kesehatan di tengah penanganan Covid-19 dengan teknik menulis ekspresif. Gagasan ini bakal ditawarkan ke tenaga kesehatan profesional di seluruh dunia yang berada di garis depan pandemi virus corona.
Metodologi yang dikembangkan Profesor Sastra Inggris dan Penulisan Kreatif BA (Hons), Meg Jensen dan dosen senior penulisan kreatif di Universitas Terbuka Siobhan Campbell ini sebelumnya sudah digunakan untuk mendukung veteran militer dan pekerja perawatan paliatif di Inggris.
Selain itu teknik tersebut juga diterapkan bagi pengungsi dan korban kekerasan di wilayah konflik. Terakhir di Irak dan Lebanon.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Profesor Jensen menerima dana 10 ribu Poundsterling atau hampir Rp200 juta dari sebuah perusahaan swasta berbasis di Inggris, Viaro Energy untuk menyokong petugas kesehatan selama pandemi Covid-19 dengan membuat akses berbasis web gratis untuk mengekspresikan tulisan dalam Bahasa Inggris, Italia dan Bahasa Arab.
Tulisan ekspresif adalah bentuk tulisan imajinatif yang memungkinkan orang yang pernah mengalami suatu peristiwa yang berat. Dalam kejadian ini biasanya orang sukar mengekspresikan emosinya sehingga tertahan.
Melalui tulisan, ekspresi bisa dituangkan sekaligus juga melepaskan diri dari pengalaman dan mengubahnya menjadi cerita yang kemudian dibagikan.
Dikutip dari laman News Medical Life Science, proses tersebut dapat membantu orang untuk pulih dan meningkatkan rasa nyaman tanpa sakit lantaran menghidupkan kembali peristiwa itu sendiri. Langkah ini juga dapat memandu orang untuk pulih dari gangguan traumatis yang tidak terdiagnosis.
Profesor Jensen menjelaskan, pandemi Covid-19 menempatkan para tenaga kesehatan di seluruh dunia ada dalam bayang-bayang ancaman gangguan kesehatan mental.
"Berulang kali kami telah melihat petugas kesehatan menjadi putus asa, dan dalam beberapa kasus mengalami trauma lantaran pengalaman kerja mereka sehari-hari," ungkap Meg Jensen seperti dikutip laman Kingston.
![]() Infografis Kenali Stres Lewat kulit |
Salah satu masalah utama petugas kesehatan adalah mengatasi rasa gagal yang luar biasa. Terutama ketika banyak pasien datang ke rumah sakit yang sudah penuh sesak.
Jensen mengatakan, petugas kesehatan biasanya mengatasi rasa sakit karena kehilangan pasien dengan fokus pada banyaknya nyawa lain yang telah mereka selamatkan. Tapi pada puncak krisis, para tenaga kesehatan akan menghadapi banyak kematian yang seringkali terjadi bersamaan.
Kondisi tersebut boleh jadi tak memungkinkan tenaga kesehatan mengambil istirahat--yang sesungguhnya sangat dibutuhkan--di tengah ketidakpastian pandemi.
"Para tenaga kesehatan harus menangani semua masalah tersebut dan merawat pasien sambil mengkhawatirkan keselamatan mereka sendiri dan keluarga dekat serta kerabat lansia. Dan terkadang kekurangan alat perlindungan diri. Jadi, stres berlanjut ketika mereka sampai rumah," sambung Jensen.
Itu sebab Jensen dan Campbell mengadaptasi metodologi penulisan ekspresif khusus untuk tenaga kesehatan di garis depan. Proyek ini juga akan berkontribusi pada semakin banyaknya bukti mengenai dampak pandemi ke petugas kesehatan.
Meskipun terdapat basis bukti manfaat terapeutik dari penulisan ekspresif, ini adalah pertama kalinya metodologi diadaptasi dan diterapkan dalam format berbasis web. Profesor Jensen menjelaskan, metodologi penulisan ekspresif sangat ideal untuk mengatasi trauma, teknik ini dapat digunakan semua orang tanpa risiko.
Peserta program nantinya akan menyelesaikan latihan singkat yang menarik dan deskriptif yang dirancang untuk membantu mereka mengekspresikan emosi yang terpendam. Caranya bisa ditulis atau direkam melalui telepon dan dikirimkan secara anonim untuk mendapatkan respons peneliti.
Website ini akan diluncurkan bulan dengan, berisi informasi dan link ke sumber dukungan psikologis lebih lanjut bagi mereka yang membutuhkan.
"Seringkali yang paling dibutuhkan orang adalah kesempatan dan ruang untuk berbagi pengalaman juga merasa diakui," tutur Jensen.
(nma)