Deteksi Dini Demi Kurangi Kanker Hati

CNN Indonesia
Senin, 19 Okt 2020 17:12 WIB
Kasus kanker hati terbanyak akibat hepatitis B dan C. Di Indonesia, kanker hati paling banyak disebabkan oleh hepatitis B.
Kasus kanker hati terbanyak akibat hepatitis B dan C. Di Indonesia, kanker hati paling banyak disebabkan oleh hepatitis B. (PDPics/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kanker hati merupakan kondisi pertumbuhan sel kanker pada organ hati. Dokter Irsan Hasan, spesialis penyakit dalam - konsultan gastroentero hepatologi, kerap merasa prihatin, pasalnya, pasien terutama pasien kanker hati datang dalam kondisi terlambat. Kondisi organ hati kadang sudah parah bahkan disertai dengan muntah darah. Padahal Kanker tidak muncul begitu saja. 

Kasus kanker hati terbanyak akibat hepatitis B dan C. Di Indonesia, kanker hati paling banyak disebabkan oleh hepatitis B.

"Sekitar 30 persen orang Indonesia pernah terinfeksi hepatitis B, sekitar 70-80 juta orang terkena dan sebagian sembuh sendiri. 18-20 juta orang memiliki virus aktif, sebagian jadi sirosis, sebagian jadi kanker hati," jelas Irsan dalam sesi Instagram Live bersama Cancer Information and Support Association (CISC), Sabtu (17/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain virus, kanker hati juga dipengaruhi oleh gaya hidup. Faktor risiko seperti kelebihan berat badan, obesitas dan diabetes memperbesar risiko kanker. Faktor risiko ini umumnya disebabkan oleh gaya hidup yang buruk.

Dalam kebanyakan kasus, kanker hati tidak menunjukkan gejala. Irsan menuturkan organ hati tidak memiliki saraf sehingga organ tidak mengirimkan semacam 'alarm' rasa sakit ke otak saat terjadi gangguan. Ini pun membuat pasien datang dalam kondisi terlambat bahkan kanker sudah masuk stadium lanjut.

"Kita musti waspada. Bagaimana caranya? Kita hidup di negara dengan angka hepatitis tinggi, seharusnya tiap orang cek ada hepatitis atau tidak. Kalau ada divaksinasi, kalau ada hepatitis, dipantau tiap 6 bulan untuk melacak ada kanker atau tidak," kata Irsan.

Akan tetapi, kondisi pandemi membuat orang takut ke rumah sakit. Padahal untuk pantauan tiap 6 bulan musti menggunakan USG. Ada pula yang menggunakan alternatif dengan tes darah. Namun Irsan mengatakan USG memang yang paling ampuh untuk mendeteksi kanker.

Saat kanker terdeteksi dini, intervensi bisa segera dilakukan. Ini untuk mencegah kanker semakin besar dan mengganggu kinerja organ. Selain itu untuk mencegah metastasis atau penyebaran kanker. Dari kanker hati, lanjut Irsan, sel-sel kanker akan mulai menyebar ke pembuluh darah, lalu kelenjar getah bening, paru-paru dan ada juga menjalar hingga tulang.

Tindakan untuk kanker hati akan berbeda tiap kondisi pasien. Umumnya kanker hati tidak bisa ditangani dengan kemoterapi. Beberapa tahun terakhir, ada terapi target dan immunotherapy. Terapi baru ini memberikan pilihan metode intervensi pada pasien selain operasi atau transplantasi.

"Immunotherapy baru disetujui tahun ini. Dulu terapi target belum ada. Ini bisa jadi pilihan. Untuk yang belum kanker, sebaiknya deteksi dini," imbuhnya.

(chs)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER