Leukemia atau leukimia pada anak merupakan penyakit kanker sel darah putih yang terjadi karena gangguan di sumsum tulang belakang, hingga menghambat kemampuan tubuh melawan infeksi.
Dilansir dari laman Kemenkes, status penyakit kanker di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan serius. Hampir setiap tahunnya, penyakit leukimia menyumbang angka kematian.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) lima tahun terakhir, prevalensi penyakit kanker 2018 pada 1.000 penduduk Indonesia mencapai 1,8 atau naik dari sebelumnya pada 2013 hanya 1,4. Meski demikian, ada banyak penyitas kanker leukimia anak maupun remaja yang berhasil disembuhkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu, berikut penjelasan rinci seputar penyakit leukimia, khususnya pada anak-anak, dilansir berbagai sumber.
![]() Ilustrasi leukemia. Terdapat 4 jenis leukimia pada anak, yaitu limfositik akut, myeloid akut, myeloid kronis, dan limfositik kronis. |
Hampir semua jenis penyakit leukimia bersifat akut dan cenderung kronis karena faktor pertumbuhan sel kanker itu sendiri berkembang sangat pesat.
Jenis leukemia yang umumnya menyerang anak-anak dan remaja adalah leukemia limfositik akut (LLA), tapi tidak menutup kemungkinan orang dewasa juga bisa kena.
Akan tetapi, leukimia limfositik akut (LLA) pada orang dewasa cenderung sulit disembuhkan karena sifatnya terlalu aktif serta lebih cepat menyebar, hingga berisiko menyebabkan kematian.
Berikut 4 jenis leukimia yang biasanya menyerang anak:
Pada leukimia limfositik akut, diketahui ada tipe spesifik sel darah putih atau limfosit yang terlalu banyak dalam tubuh.
Sedangkan leukimia myeloid akut, lebih sering ditemukan pada orang dewasa. Namun ada juga yang menyerang anak, karena adanya myeloblast berlebih.
Kemudian leukimia myeloid kronis, disebabkan oleh kebanyakan granulosit yaitu sejenis sel darah putih. Biasanya karena mutasi gen yang disebut kromosom Philadelphia.
Lalu leukimia limfositik kronis ini merupakan kondisi dengan kelebihan limfosit atau sel darah putih yang mirip dengan limfositik akut.
![]() Ilustrasi. Gejala leukimia pada anak biasanya menyerupai gejala penyakit ringan |
Tanda atau gejala sakit leukimia sering kali membuat terkecoh karena memiliki persamaan dengan gejala penyakit ringan. Berikut gejala leukimia pada anak yang patut diwaspadai, mengutip WebMd:
Lihat juga:7 Tanaman Obat Paling Dicari dan Berkhasiat |
![]() Ilustrasi. Penyebab leukimia pada anak biasanya adalah faktor genetik atau keturunan serta gangguan imun. |
Merujuk cancer.org, faktor penyebab leukimia pada anak beragam dan akan berbeda-beda satu sama lain, di antaranya:
Seorang anak dengan mewarisi gen risiko leukimia dari orang tuanya, dipastikan berpotensi mengidap penyakit tersebut.
Beberapa kasus penderita leukimia ini terjadi pada anak-anak dengan hubungan satu darah atau kakak adik kandung.
Namun, masih ada cara atau upaya pencegahan dini untuk menghambat terjadinya leukimia yang kronis di kemudian waktu.
Kondisi bawaan tertentu bisa membuat sistem kekebalan tubuh anak terganggu, dan menjadi salah satu penyebab terkena leukimia. Beberapa kondisi tersebut adalah:
Pola hidup tidak teratur atau kurang sehat dalam lingkungan keluarga, turut menyumbang bibit penyakit leukimia.
Beberapa penyebab orang dewasa menderita kanker karena merokok, kelebihan berat badan, terlalu banyak minum alkohol, dan sering terkena sinar matahari.
Faktor gaya hidup tak sehat itu bisa saja berimbas pada kondisi kesehatan anak-anak karena adanya perilaku hidup yang kurang bersih.
Maka dari itu, sangat dianjurkan bagi siapapun untuk selalu menjaga lingkungan dengan bersih dan hidup sehat, agar tidak terkena penyakit berbahaya.
![]() Ilustrasi. Ibu hamil disarankan untuk menghindari paparan radiasi dari CT scan, X-ray, tinggal dekat kawasan PLTN untuk mencegah risiko kanker pada anak |
Ibu hamil yang terpapar radiasi, dikhawatirkan mempengaruhi perkembangan janin dan memungkinkan peningkatan risiko kanker bagi bayi yang dikandungnya.
Begitupun dengan paparan radiasi yang mengenai anak-anak, maka bisa jadi penyebab sesuatu yang fatal pada kondisi kesehatan tubuh.
Selain itu, beberapa hasil penelitian dan dokter juga tidak menganjurkan ibu hamil, anak-anak untuk menjalani CT scan maupun sinar-X, terkecuali dalam keadaan tertentu.
Penyebab lain seorang anak dapat mengidap kanker, karena berada atau tinggal menetap dekat kawasan pembangkit listrik tenaga nuklir hingga terpapar gelombang elektromagnetik.
Penyebab anak terkena leukimia lainnya adalah lahir saat kondisinya belum cukup umur dan faktor kesehatan serta usia ibu saat mengandung yang terlalu muda, bisa juga terlalu tua.
Kemudian, keadaan janin terpapar hormon seperti diethylstilbestrol (DES) atau pil KB, berisiko jadi sebab terjadinya kelainan dalam sel darah anak.
![]() Ilustrasi. Diagnosis leukimia pada anak bisa dilakukan dengan tes darah kemudian menjalani pemeriksaan aspirasi dan biopsi |
Terdapat langkah atau proses pemeriksaan untuk mendiagnosis apakah anak terkena leukimia atau tidak, berikut urutan prosedurnya, melansir WebMD:
Tes darah berguna untuk mendeteksi jumlah sel darah merah maupun sel darah putih dalam tubuh, karena jika sel darah putihnya berlebih, maka ada tindakan berlanjut.
Pemeriksaan aspirasi ini berlangsung setelah adanya hasil tes darah yang menunjukkan sel darah putih berlebih.
Tes aspirasi dan biopsi dilakukan oleh tim medis dengan menggunakan jarum khusus, untuk mengambil sampel darah pada sumsum tulang.
Hasil dari aspirasi serta biopsi sumsum tulang, biasanya akan lebih dulu di uji laboratorium sebagai penentu jenis leukimia.
Bagian dari tahap aspirasi dan biopsi pun sangat mempengaruhi metode pengobatan berikutnya, sehingga dokter bisa melakukan tindakan yang tepat.
Lihat juga:5 Pilihan Obat 'Painkiller' Alami |
![]() Ilustrasi. Pengobatan leukimia untuk anak antara lain dengan kemoterapi, radiasi, dan transplantasi sumsum tulang belakang |
Penanganan bagi anak penderita leukimia jelas berbeda-beda, semua itu tergantung dari jenis leukimia serta tingkat keparahannya.
Penyakit leukimia ringan masih memungkinkan untuk menjalani rawat jalan dengan jadwal pemeriksaan tertentu dari dokter onkologi atau spesialis kanker.
Namun, bila leukimia sudah sangat parah, dokter akan meminta untuk melakukan perawatan intensif di rumah sakit khusus. Metode pengobatannya meliputi:
Perawatan leukimia pertama adalah kemoterapi, yaitu metode pengobatan dengan memberi obat antikanker dan bertujuan untuk mematikan sel kanker.
Selain obat yang diminum, ada juga obat yang disuntikkan secara khusus ke pembuluh vena atau cairan tulang belakang.
Rentan waktu pengobatan kemoterapi ini bisa berjalan sekitar 2 atau 3 tahun, namun tergantung kondisinya.
Metode lainnya yaitu targeted therapy, hampir mirip seperti kemoterapi. Perbedaannya ada pada cara penanganan yang menggunakan radiasi energi tinggi dalam membunuh sel kanker.
Fungsi lain targeted therapy dapat menghambat pertumbuhan sel kanker ganas, supaya tidak menyebar ke bagian lainnya.
Penanganan dengan metode targeted therapy dinilai cukup efektif mematikan sel kanker. Meskipun sering kali menimbulkan efek samping, akan tetapi masih dapat teratasi.
Bentuk pengobatan terakhir ialah transplantasi sumsum tulang belakang. Prosesnya dengan mengganti sumsum tulang malafungsi dengan sumsum tulang baru.
Sumsum tulang baru itu didapat dari seorang pendonor yang sudah lebih dulu melalui uji kecocokan dan serangkaian pemeriksaan medis.
Prosedur transplantasi sumsum tulang belakang, akan melibatkan stem cells atau sel punca. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan sel darah baru dan pertumbuhan sumsum baru.
Metode pengobatan kanker bervariasi, karena semua itu tergantung dari jenis kanker dan tingkat keparahan. Sehingga, harga pengobatannya berbeda-beda.
Merujuk berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 52 Tahun 2016, tarif Indonesian-Case Based Groups bagi pasien kanker rawat inap mencapai belasan juta rupiah.
Taksiran biaya pengobatan leukimia ringan di rumah sakit pemerintah untuk tarif kelas I mencapai Rp15 juta lebih, sedangkan leukimia akut Rp20 juta lebih dan leukimia kronis Rp50 juta lebih.
Sedangkan untuk biaya kemoterapi golongan ringan kelas I pada rumah sakit pemerintah kisaran Rp4 juta, kemoterapi golongan sedang Rp8 juta dan golongan berat Rp11 juta.
![]() Ilustrasi. Untuk mencegah leukimia pada anak adalah menerapkan kebiasaan hidup sehat dengan makan buah dan sayur, serta menjauhkan anak dari paparan asap rokok. |
Bentuk pencegahan supaya terhindar dari kanker bagi orang dewasa, bisa dengan menerapkan hidup sehat, konsumsi buah, sayur, lakukan aktivitas fisik dan hindari alkohol serta merokok.
Akan tetapi, cara mencegah seperti hal nya orang dewasa dengan gaya hidup sehat, belum tentu cukup berperan pada pencegahan kanker anak.
Sejauh ini, langkah yang cukup efektif untuk mencegah kanker maupun leukimia pada anak ialah, melakukan medical check up secara berkala.
Fungsi medical check up sendiri dapat membantu melihat riwayat penyakit bawaan dan bisa juga menjadi deteksi dini, apabila menunjukkan adanya gejala-gejala kanker.
(avd/fef)