Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Cissy Kartasasmita mendorong para orang tua untuk tetap rutin memberikan vaksin kepada anak-anak dan balita di tengah pandemi Covid-19. Hal ini demi mencegah peluang terjadinya pandemi yang lain.
"Yang paling rawan di sini campak. Campak sangat mudah menular. Imunisasi pada bayi itu yang paling utama, jadi tidak betul bayi tidak boleh diimunisasi," ujar Cissy, dalam Dialog Produktif bertema Keamanan Vaksin dan Menjawab Mitos dengan Fakta, yang diselenggarakan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Senin (16/11).
Cissy menyebutkan ada 12 program imunisasi nasional yang diberikan gratis kepada anak-anak dan bayi hingga usia lima tahun atau balita. Dalam kondisi pandemi, lanjutnya, pemberian vaksin rutin diberikan demi meningkatkan daya tahan tubuh anak dari serangan penyakit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, vaksin adalah salah satu cara tubuh untuk terlindungi dari infeksi penyakit tertentu. Vaksin terbukti mampu mencegah banyak penyakit seperti BCG, polio, hepatitis B, campak, rubela, PCV, influenza, dengue, dan HPV.
Cissy melanjutkan, imunisasi pada banyak orang juga akan menimbulkan imunitas populasi atau dikenal dengan herd immunity. "Ini akan melindungi orang lain yang belum atau tidak bisa diberi vaksin seperti bayi atau orang dengan penyakit gangguan imun," ujarnya.
Hal serupa juga dapat terjadi pada kasus pandemi Covid-19. Dia menyebutkan bahwa dengan banyaknya masyarakat yang mendapatkan vaksin Covid-19 maka hal itu akan membantu anggota masyarakat lainnya yang tidak bisa diberikan vaksin.
Dengan demikian herd immunity pun terbentuk. Minimal cakupan imunisasi Covid-19 mencapai 70 persen dari jumlah populasi.
Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Hasbullah Thabrany menyebutkan bahwa biaya vaksinasi Covid-19 jauh lebih murah jika dibandingkan dengan biaya perawatan satu orang pasien Covid-19.
Menurut dia, biaya mengobati pasien yang dirawat akibat infeksi virus SARS Cov-2 secara rata-rata mencapai Rp184 juta per orang. Dalam kasus tertentu, biaya pengobatan pasien Covid-19 dapat mencapai Rp446 juta untuk satu orang.
"Dengan divaksin, ini menguntungkan kita semua. Kita menjadi tidak terkena virus dan kita tidak menularkan virus kepada orang lain, ini adalah amal karena mencegah orang lain jadi tidak kena musibah dari virus," ujar Thabrany.
Sementara itu, Juru Bicara #SatgasCovid19 Reisa Broto Asmoro menyebut kita semua sesungguhnya dapat menekan kasus Covid-19 di dalam negeri.
Caranya yakni melalui disiplin menerapkan gerakan 3M (#pakaimasker, #cucitangan, dan #jagajarak). Gerakan 3M bersama-sama tersebut dapat turut mengurangi beban daya tampung ruang perawatan di Rumah Sakit Darurat Covid-19.
"Ternyata ada acara yang lebih murah untuk mencegah terkena penyakit, yakni dengan vaksin. Dan sambil menunggu vaksin [Covid-19] yang aman dan efektif, kita jaga kondisi tubuh kita agar tetap sehat, disiplin menerapkan 3M yang dipraktikkan sebagai satu kesatuan. Ini sangat membantu meringankan beban kita dalam kondisi serbasulit di masa pandemi Covid-19," ujar Reisa.