Setahun yang lalu, pendapatan dari sektor pariwisata menyumbang 42 persen untuk perekonomian Islandia. Selama masa penguncian wilayah yang menutup seluruh akses perjalanan wisata dunia, negara tersebut mengalami penurunan jumlah kedatangan turis hingga 79 persen.
Selama masa sepi turis, negara ini menggelontorkan dana hingga US$12 juta untuk memperbaiki jalan dan fasilitas di objek wisata agar dapat dinikmati turis di masa depan.
Kini, Islandia sedang bersiap menerima kembali kedatangan turis mancanegara. Salah satunya dengan memperluas program visa jangka panjangnya di luar wilayah Schengen Eropa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekarang Islandia juga mengizinkan warga negara lain, termasuk Amerika, untuk tinggal hingga enam bulan, menurut program Work in Iceland.
Tetapi ada syarat panjang agar bisa lolos program kerja jarak jauh ini.
"Untuk mendapatkan izin tinggal yang panjang, orang yang bersangkutan harus menunjukkan hubungan kerja dengan perusahaan asing (atau memverifikasi wirausaha di negara tempat mereka memiliki tempat tinggal permanen) dan memenuhi pendapatan dan persyaratan asuransi kesehatan."
Syarat jumlah pendapatan yang ditetapkan minimal 1 juta krona Islandia setiap bulan, yang setara dengan sekitar US$7.360 (sekitar Rp104 juta) per bulan atau US$88 ribu (sekitar Rp1,2 miliar) per tahun.
"Saya pikir idenya adalah untuk menarik profesional yang berpenghasilan tinggi dari Silicon Valley atau San Francisco untuk membelanjakan uang mereka di sini, bukan di sana," kata mantan anggota parlemen Asta Gudrun Helgadottir seperti yang dikutip dari Bloomberg.
Pemerintah Islandia berharap bahwa kedatangan turis jangka panjang dapat menstimulasi kembali ekonomi dengan menyewa properti dan makan di restoran, serta melakukan perjalanan akhir pekan ke seluruh penjuru negeri selama masa tinggal mereka yang lebih lama.
Jika mereka sudah memiliki pekerjaan tetap, maka mereka tidak akan mencomot lahan pekerjaan dari penduduk Islandia.
Biaya hidup di Islandia selalu tinggi, dan negara itu sudah mulai mengarah pada pelancong kelas atas, seperti di Blue Lagoon's Retreat Hotel, di mana tarif kamar mulai dari US$ 1.300 per malam.
Hotel mewah lainnya, Six Senses, juga akan dibangun di Lembah Össurá.
Salah satu daya tarik untuk mengunjungi Islandia sekarang adalah soal kenyamanan berjarak fisik.
Dengan populasi 361.313 pada 2019, menurut Bank Dunia, Islandia telah melihat 5.277 kasus COVID-19 dan 26 kasus kematian, seperti yang dikutip dari data Johns Hopkins Coronavirus Resource Center.