Dunia media telah menggambarkan vaksinasi sebagai salah satu dari sepuluh pencapaian kesehatan masyarakat di abad ke-20. Namun, penentangan terhadap vaksin telah ada selama pengembangannya.
Para kritikus telah mengambil berbagai posisi, termasuk menentang vaksin cacar di Inggris dan Amerika Serika (AS), terbentuknya Liga Anti-Vaksinasi, serta berbagai kontroversi lain seputar keamanan vaksin yang muncul pada tahun-tahun berikutnya.
Penentangan terhadap vaksin sendiri ditengarai mulai ramai bergejolak pada pertengahan abad ke-18. Mengutip laman History of Vaccines, penentangan kali itu menyasar vaksinasi cacar yang mulai diberikan secara luas di Inggris pada 1800-an.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:Pemerintah Siapkan Kampanye Imunisasi Rakyat |
Vaksin cacar itu merupakan hasil eksperimen yang dilakukan ilmuwan Edward Jenner. Eksperimen menunjukkan bahwa getah bening dari lepuhan cacar sapi dapat melindungi seseorang dari cacar.
Ide ini dikritik oleh banyak pihak. Vaksinasi cacar menimbulkan ketakutan dan protes. Beberapa lainnya mencurigai kemanjuran vaksin.
Ketegangan semakin memburuk seiring pemerintah mengeluarkan aturan wajib vaksin. Para penentang vaksin menilai, aturan itu mengontrol tubuh mereka. Liga Anti Vaksinasi dibentuk sebagai tanggapan atas aturan tersebut. Sejak itu, banyak jurnal anti-vaksin bermunculan.
Kota Leicester menjadi 'sarang' aktivitas anti-vaksin. Sebuah koran lokal pernah melaporkan sepasang suami istri yang harus mendekam di dalam bui karena menolak memberikan vaksin untuk anak mereka.
Demonstrasi Leicester pada Maret 1885 merupakan salah satu unjuk rasa anti-vaksin yang paling terkenal. Sebanyak 80-100 ribu kaum anti-vaksin berkumpul di sana.
![]() |
Tak hanya di Inggris, kelompok Liga Anti Vaksinasi pun muncul di Amerika Serikat. Menjelang akhir abad ke-19, wabah cacar di Amerika Serikat memicu kampanye vaksin dan anti-vaksin saling menghujam.
Anti Vaccine Society of America sendiri terbentuk pada tahun 1879. Mereka mendorong pencabutan undang-undang vaksinasi di beberapa negara bagian seperti California, Illinois, dan Wisconsin.
Pada tahun 1902, setelah wabah cacar, dewan kesehatan Kota Cambridge, Massachusetts, mengamanatkan semua penduduk untuk divaksinasi cacar. Namun, salah seorang warga, Henning Jacobson, menolak vaksinasi. Akibatnya, dia dituntut secara pidana dan kalah di pengadilan.
Mengutip Very Well Health, kelompok anti-vaksin di abad ke-19 umumnya percaya bahwa:
- vaksin akan menimbulkan penyakit
- vaksin cacar mengandung bahan kimia beracun seperti asam karbol
- vaksin cacar Jenner tidak efektif
- pentingnya praktik medis alternatif
- percaya pada literatur-literatur sendiri dan menakut-nakuti orang lain untuk menjauhi vaksin