Ganti Daging dengan Telur-Susu Kurangi Risiko Sakit Jantung

CNN Indonesia
Jumat, 11 Des 2020 16:44 WIB
Studi terbaru menemukan bahwa mengganti daging merah dengan kacang-kacangan, telur, dan produk susu dapat mengurangi risiko penyakit jantung sebanyak 20 persen.
Ilustrasi. Mengganti daging merah dengan telur dan susu disebut dapat mengurangi risiko penyakit jantung. (iStocksnap/Krzysztof Puszczynski)
Jakarta, CNN Indonesia --

Mengubah pola konsumsi daging ke jenis makanan lain mungkin terasa sulit, tapi kalau untuk kesehatan kenapa tidak?

Sebuah studi terbaru yang diterbitkan The BMJ menemukan bahwa mengganti konsumsi daging merah dengan kacang-kacangan, telur, dan produk susu dapat mengurangi risiko penyakit jantung sebanyak 20 persen

Peneliti dari Harvard TH Chan School of Public Health mengamati 43.272 pria Amerika selama 30 tahun, mengumpulkan data tentang kebiasaan makan, gaya hidup, dan hasil kesehatan mereka. Tidak ada peserta yang terlibat memiliki penyakit kardiovaskular atau jantung pada awal penelitian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan penelitian tersebut, peserta yang makan lebih banyak protein nabati (seperti biji-bijian, kacang-kacangan, dan kedelai) memiliki risiko 14 persen lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular selama penelitian.

Sementara, pria di atas usia 65 tahun tampaknya paling diuntungkan dari protein nabati, dengan risiko penyakit kardiovaskular 18 persen lebih rendah dibandingkan dengan pria yang makan daging merah.

Para peneliti juga menemukan bahwa orang yang mengonsumsi produk susu dan biji-bijian daripada daging merah memiliki risiko penyakit kardiovaskular yang jauh lebih rendah. Hal yang sama berlaku untuk peserta yang makan telur alih-alih daging olahan.

Satu penjelasan dari temuan ini adalah bahwa daging merah dan olahan mengandung lemak jenuh, kolesterol, dan zat besi heme yang tinggi, yang semuanya telah dikaitkan dengan risiko penyakit jantung.

Menurut Laila Al-Shaar, peneliti di Harvard T.H. Chan School of Public Health dan penulis utama studi ini, bahwa sebaliknya, makanan nabati tinggi serat, antioksidan, dan polifenol dikaitkan dengan penurunan risiko.

Namun, lanjut Al-Shaar, studi tersebut melihat makanan olahan, bukan dengan nutrisi tertentu, jadi kemungkinan kombinasi faktor risiko terlibat.

Temuan ini mendukung bukti sebelumnya bahwa daging dikaitkan dengan penyakit jantung. Ada juga banyak bukti yang ada bahwa terlalu banyak daging merah dan olahan terkait dengan konsekuensi kesehatan jangka panjang, seperti risiko penyakit seperti kanker yang lebih tinggi.

Di sisi lain, studi ini dinilai unik karena secara langsung membandingkan berbagai sumber protein dalam makanan yang dikonsumsi dan hasil kesehatan yang dihasilkan.

"Hubungan daging merah dengan risiko penyakit jantung koroner sangat menarik, dan asosiasi yang diamati kemungkinan besar bergantung pada makanan yang dibandingkan dengan daging merah," kata Al-Shaar kepada Insider.

Studi tersebut hanya mengamati hubungan antara pola makan dan risiko penyakit dari waktu ke waktu, dan tidak menunjukkan bahwa daging secara langsung menyebabkan peningkatan risiko penyakit jantung. Peserta juga sebagian besar berkulit putih dan hasil ini mungkin tidak sama pada objek yang lain.

"Ini akan berguna untuk melakukan studi serupa pada populasi yang berbeda untuk menjawab temuan kami dan meningkatkan generalisasi," kata Al-Shaar. "Lebih menarik lagi, alternatif daging berbahan baku nabati mulai memasuki pasar, dan semuanya perlu dievaluasi untuk efek kesehatan."

(agn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER