Jakarta, CNN Indonesia --
Usai tamat nonton Start-up, banyak pecinta drakor yang beralih ke The Penthouse: War in Life. Selain bercerita tentang kehidupan pernikahan dengan konfliknya, persaingan, sampai metode parenting juga ditampilkan.
Penthouse merupakan drama yang ditulis Kim Soon-ok yang dikenal dengan karya cerita sensasional.
The Penthouse:War in Life bercerita tentang kehidupan orang-orang kaya yang tinggal di apartemen mewah yang terdiri dari 100 lantai. Ada berbagai konflik yang dihadapi penghuni Penthouse. Mulai dari konflik keluarga, persaingan, hingga perselingkuhan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fokus pada tiga karakter utama, Shim Su-ryeon (Lee Ji-ah), Cheon Seo-jin (Kim So-yeon), dan Oh Yoon-hee (Eugene), Penthouse mengangkat permasalahan seputar pendidikan, cinta terlarang, perselingkungan dan kerasnya kehidupan sebagai orang kaya di Korea.
Drama Korea The Penthouse memiliki banyak cerita yang tak terduga dengan konflik antar warga apartemen mewah. Hal ini menambah keekstreman cerita drama.
Meski sempat menuai kontroversi namun drama ini juga memiliki rating yang tinggi. Terlepas dari kontroversinya, ada banyak isu pendidikan anak yang bisa diambil dari drama tersebut, mulai dari pola asuh orang tua yang otoriter, demokratis, sampai permisif.
Semuanya pola asuh dan pendidikan anak tersebut punya karakter dan juga efek samping untuk anak di masa depannya. Dalam film juga digambarkan karakter tersebut tak segan membentak, menghukum, memaksakan kehendak, bahkan sampai melakukan kekerasan.
Apa efeknya untuk anak?
Sejak awal episode, Anda sudah melihat bagaimana para orang tua mendidik anaknya dengan keras. Karakter parenting yang terlalu kuat digambarkan oleh karakter wanita Cheon Seo-jin kepada anaknya Ha Eun-byeol dan juga karakter pria Joo Dan-tae kepada anak kembarnya Joo Seok-hoon dan Joo Seok-kyung.
Baik Seo-Jin dan Dan-tae sama-sama terobsesi untuk menjadikan anak-anak mereka sebagai yang terbaik demi nama baik orang kaya dan terpandang yang melekat pada nama mereka.
Tak jarang, mereka menggunakan kalimat negatif sampai kekerasan untuk 'mendidik' anak-anak mereka. Dalam satu episode digambarkan bahwa Dan-tae memaksa anak kembar perempuannya untuk mengikuti keinginannya meskipun anaknya punya minat lain.
Anda pasti sudah paham kalau metode mendidik anak alias pola parenting seperti ini tak baik selain membuat anak jadi tertekan. Dan yang harus dipahami, ada efek buruk untuk anak jika pola asuh orang tua seperti itu.
Memaksa anak untuk selalu menjadi yang terbaik, apalagi saat hal itu bukan minatnya bisa menimbulkan tekanan besar untuk anak.
"Dampak terburuk bisa membuat si anak tidak mau mengembangkan potensinya karena yang anak pahami kalau dia berlatih dan gagal maka yang didapatkan omelan dari orang tuanya," kata Psikolog Intan Erlita.
Berdasarkan penelitian psikolog Diana Baumrind, orang tua seperti Seo-Jin dan Dan-tae termasuk dalam orang tua dengan pola asuh otoriter.
Dalam pola asuh ini, anak diharapkan untuk selalu mengikuti aturan ketat yang ditetapkan orang tua. Kegagalan mengikuti aturan umumnya akan berujung pada hukuman.
Tuntutan tinggi yang dilayangkan tak sebanding dengan respons yang diberikan orang tua pada anak. Mereka hanya berharap agar si buah hati berperilaku baik dan tidak membuat kesalahan.
Baumrind mencatat, orang tua jenis ini berorientasi pada kepatuhan dan status. Mereka digambarkan sebagai sosok yang mendominasi bak diktator.
Dalam penelitiannya, Baumrind menemukan, anak yang diberikan dengan orang tua otoriter akan menjadi pribadi yang selalu patuh dan cakap. Namun sayang, meski cakap, anak cenderung menjadi pribadi yang tidak bahagia, tak memiliki kemampuan sosial, dan memiliki harga diri yang rendah.
Selain pola asuh otoriter, drama korea The Penthouse: War in Life ini juga menghadirkan tipe orang tua dengan pola asuh lainnya. Pola asuh orang tua demokratis digambarkan oleh karakter Oh Yoon-hee yang awalnya tak setuju anaknya, Bae Ro-na menjadi penyanyi klasik. Namun akhirnya dia setuju dengan pilihan anaknya dan mendukungnya.
Sedangkan pola asuh orang tua yang permisif digambarkan oleh karakter Kang Ma-ri yang selalu memanjakan anaknya Yoo Jenny sekalipun tahu anaknya salah. Orang tua permisif terkadang juga dikenal sebagai mereka yang gemar memanjakan dan memiliki sedikit tuntutan atau harapan untuk si buah hati.
Sayang, pola asuh ini kerap mencetak pribadi yang tak mandiri. Mereka cenderung mengalami masalah yang berkaitan dengan kekuasaan dan berkinerja buruk di lingkungan sosialnya.
KLIK DI SINI UNTUK ARTIKEL SELANJUTNYA