7 Hal yang Perlu Diketahui Seputar Jadwal Imunisasi Anak

CNN Indonesia
Rabu, 06 Jan 2021 14:57 WIB
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua seputar jadwal imunisasi anak terbaru.
Ilustrasi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua seputar jadwal imunisasi anak terbaru. (AP/Tatan Syuflana)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) memperbaharui jadwal imunisasi untuk anak usia 0-18 tahun. Perubahan ini dibuat berdasarkan aturan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan kebijakan dari Kementerian Kesehatan RI.

Pemilik Rumah Vaksinasi Bogor, dr Tafdhila Rahmaniah menuturkan, perubahan dilakukan seiring perkembangan ilmu pengetahuan.

"Sekarang memang tidak ada lagi vaksin wajib, nonwajib, tidak ada pengkotak-kotakan. Semua vaksin yang ada di jadwal sifatnya sangat dianjurkan," jelas Dhila saat sesi Live Instagram bersama Hai Bunda, Selasa (5/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada jadwal terbaru, ada 15 jenis vaksin yang dianjurkan. Perubahan terjadi pada 14 vaksin dari segi jadwal dan pemberian dosis. Hanya vaksin tifoid yang tidak mengalami perubahan.

Melihat perubahan ini, Dhila mengingatkan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua.

1. Walau terlambat, tetap bisa dikejar

Jika diperhatikan, ada perubahan jadwal pada pemberian beberapa jenis vaksin. Dhila memberikan contoh, pada jadwal imunisasi IDAI 2017, vaksin hepatitis A diberikan pada usia 2 tahun. Kemudian pada jadwal 2020, vaksin hepatitis A diberikan saat anak usia 11-12 bulan. Perubahan ini terjadi karena data menunjukkan, banyaknya kasus hepatitis A pada anak usia di bawah 2 tahun.

"Kalau sudah terlewat, ada catch up vaksinasi, vaksin bisa dikejar diberikan. Dari 15 jenis vaksin, yang tidak bisa dikejar hanya vaksin rotavirus. Lainnya kalau belum atau terlewat, bisa dikejar. Ibu bisa berkonsultasi dengan dokter masing-masing," jelas dia.

Dokter memberikan vaksin HPV 1  untuk siswa perempuan Sekolah Dasar Negeri Tebet Timur 07 di Kantor Kelurahan Tebet Timur, Selasa, 25 Agustus 2020. Kegiatan ini bagian dari bulan imunisasi anak sekolah (bias) yang diberikan dua kali dalam satu tahun yaitu di bulan Agustus dan November. CNNIndonesia/Safir MakkiIlustrasi imunisasi anak. (CNN Indonesia/Safir Makki)

2. Jadwal ketat vaksin rotavirus

Vaksin rotavirus terbilang istimewa karena jadwal pemberiannya yang ketat. Vaksin wajib diberikan saat anak berusia 6-12 minggu atau 1,5-3 bulan dan tidak boleh lewat dari 12 minggu. Pada jadwal tabel IDAI, vaksin rotavirus disarankan diberikan saat usia 2 bulan.

"Vaksin rotavirus diberikan oral atau ditetes dengan tujuan akhir ke usus atau sistem pencernaan," kata Dhila.

Vaksin rotavirus tidak boleh terlambat diberikan. Pasalnya, laporan memperlihatkan, pemberian vaksin rotavirus lebih dari usia 12 minggu membuat angka kasus adhesi atau pelengketan usus meningkat. "Kalau terjadi pelengketan usus, harus dioperasi," kata Dhila.

Vaksin rotavirus mencegah diare akibat rotavirus. Sebanyak 90 persen kasus diare pada anak di bawah 5 tahun disebabkan oleh rotavirus.

Meski tampak sepele, tapi diare bisa mengakibatkan dehidrasi dengan cepat. Diare juga jadi penyebab kematian anak di bawah usia 5 tahun tertinggi kedua.

3. Utamakan vaksin primer

Dhila menyarankan orang tua untuk mengutamakan vaksin primer ketika akan melengkapi imunisasi anak. Ia memberikan contoh vaksin polio awal (polio 0) diberikan sejak lahir, kemudian diberikan secara berurutan hingga vaksin polio-3 di usia 4 bulan. Setelah itu baru booster di usia 18 bulan.

"Usahakan primer sudah diberikan. Tapi kalau tidak bisa sama sekali, misal akses susah atau RS tutup, bisa ditunda sampai sebulan," katanya.

Covid-19, lanjut Dhila, jadi contoh nyata pandemi. 15 jenis vaksin untuk 15 jenis penyakit ini dikhawatirkan menjadi pandemi berikutnya jika cakupan imunitas menurun. Dengan demikian, penting bagi orang tua untuk memastikan vaksinasi anak sesuai jadwal.

7 Hal yang Perlu Diketahui Seputar Jadwal Imunisasi Anak

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER