SURAT DARI RANTAU

Diantar Doa Ibu Menuju Harvard

I Made Subagiarta | CNN Indonesia
Minggu, 10 Jan 2021 13:00 WIB
"Bu, suatu hari, saya akan pergi ke sana," ujar saya saat kami menonton acara TV yang menggambarkan Kota New York. Ibu hanya mengamini sambil tersenyum.
Patung Liberty di Amerika Serikat. (Drew Angerer/Getty Images/AFP)

Pandemi dan vaksin

Amerika Serikat memiliki angka kejadian COVID-19 tertinggi. Ada beberapa hal yang saya rasa berkontribusi pada tingginya angka kejadian tersebut, mulai dari jumlah penduduk yang besar, testing yang bersifat masif, dan tentunya transmisi virus yang tinggi.

Berbicara tentang angka kematian, tentu masih sangat sulit melihat hal apa saja yang berkorelasi secara langsung pada angka mortalitas COVID-19 di Amerika Serikat.

Saya rasa pemerintah lokal, seperti di Boston misalnya, telah mengambil berbagai langkah untuk menekan transmisi virus ini. Di Boston sendiri, tahap pembukaan kembali menuju ke kehidupan normal dibagi dalam 4 fase, di mana fase akhir hanya akan terwujud apabila vaksin maupun pengobatan sudah tersedia dan terdistribusi ke mayoritas penduduk.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini, Boston kembali memasuki fase kedua (termodifikasi) setelah sebelumnya sudah mencapai fase 3. Kemunduran ini terjadi karena meningkatnya angka kejadian COVID-19 di Massachusetts.

Hal ini berdampak pada limitasi jumlah kapasitas untuk restoran, tutupnya berbagai fasilitas dalam ruangan seperti gym, bioskop, dan lainnya.

Semenjak bulan Desember, pemerintah setempat sudah mengeluarkan perencanaan distribusi vaksin COVID-19 yang dijadwalkan dengan lini masa yang terdiri dari 3 tahapan.

Saat ini sedang berlangsung distribusi vaksin tahap 1 untuk tenaga kesehatan. Harapannya, di musim panas sebagian besar warga masyarakat umum sudah mendapatkan vaksin, merujuk pada perencanaan distribusi lokal di Boston (Massachusetts).

[Gambas:Instagram]



Merindukan kampus

Kampus ialah tempat nongkrong favorit saya di sini. Selain kuliah, ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan, mulai dari kegiatan ekstrakurikuler sampai acara networking session.

Di acara networking session saya bisa bertemu dengan banyak mahasiswa lain plus ada sajian makanan gratis hehe...

Selama menjadi mahasiswa di sini, saya menghabiskan liburan musim panas dan musim dingin sebagian besar di luar negeri.

Musim dingin dan panas di tahun pertama sebagai mahasiswa S2, saya bertolak ke China sebagai salah satu dari 12 delegasi Harvard untuk Social Technology Project for Eldercare in China yang merupakan program penelitian dan edukasi Kerjasama pemerintah China dan Harvard University.

Musim dingin selanjutnya saya mendapatkan kesempatan untuk pergi ke Mesir, mewakili Indonesia dalam World Youth Forum 2019 yang dibiayai oleh The Government of Egypt, lalu melanjutkan perjalanan ke Kenya guna melakukan penelitian dan proyek kesehatan masyarakat yang mengangkat tema kesehatan reproduksi serta isu menstruasi yang dibiayai oleh Massachusetts Institute of Technology (MIT).

Saat ini jujur saja saya jadi rindu kegiatan-kegiatan di kampus yang banyak dibatalkan selama pandemi virus Corona.

[Gambas:Instagram]



Berbakti pada Tanah Air

Saya pribadi tidak pernah membiarkan jarak fisik membatasi kontribusi pada Tanah Air.

Sejak hari pertama kuliah, berbagai proyek yang saya kerjakan sebagian besar senantiasa berkorelasi dengan Indonesia.

Hingga sekarang pun, meski saya masih di Amerika untuk meneruskan postdoctoral research fellow training saya tetap berusaha berkreasi untuk bangsa karena pada akhirnya apapun yang saya miliki sekarang adalah berkat ibu pertiwi.

Oh iya, selain sebagai postdoctoral fellow di Harvard Medical School, saat ini saya juga mengajar Bahasa Indonesia di Harvard University!

Ada dua mimpi besar saya, yakni memperkokoh dan mewujudkan reformasi pendidikan kedokteran serta memasyarakatkan isu kesehatan mental guna mewujudkan visi untuk meningkatkan status kesehatan bangsa.

Untuk itu, saya berharap ke depannya saya dapat berkarya di tatanan publik dan pemangku jabatan sehingga semakin bisa mewujudkan hal tersebut. Kalau cita-cita tersebut masih belum kesampaian, saya akan tetap bersenang hati untuk memberikan dampak positif di ranah terkecil sekali pun.

Hukum ketiga Newton menyatakan bahwa for every action there is an equal and opposite reaction. Ya, ada aksi, ada reaksi.

Apapun angan yang kita miliki, sebesar apapun cita yang ada di hati, hasil akan sebanding dengan usaha. Jadi, apabila kita ingin mewujudkan impian hidup, misalnya kuliah di Harvard, sudah sepatutnya kita siap untuk berusaha ekstra.

Siapkan kemampuan, cari peluang, tak lupa percaya diri, berdoa, berusaha, dan jangan pernah takut untuk mencoba!

---

Surat dari Rantau adalah rubrik terbaru di CNNIndonesia.com. Rubrik ini berupa "curahan hati" dari WNI yang sedang menetap di luar negeri. Bisa mengenai kisah keseharian, pengalaman wisata, sampai pandangan atas isu sosial yang sedang terjadi di negara yang ditinggali. Tulisan yang dikirim minimal 1.000 kata dan dilengkapi minimal tiga foto berkualitas baik yang berhubungan dengan cerita. Jika Anda ingin mengirimkan cerita, sila hubungi [email protected]

(ard)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER