Camilan rasanya tak pernah absen dalam agenda berkumpul bersama keluarga. Terlebih saat pandemi, aktivitas ngemil membawa manfaat untuk merekatkan hubungan dengan keluarga.
Hasil survei The State of Snacking 2020 menemukan bahwa camilan banyak dimanfaatkan sebagai sarana hiburan dan menghabiskan waktu bersama.
Sebanyak 94 persen partisipan menggunakan camilan untuk menghibur anak-anak mereka. Sementara 92 persen di antaranya menjadikan ngemil tepat sebagai sarana berkumpul keluarga. Sedang 77 persen menjadikan kebiasaan ngemil menjadi sebuah tradisi baru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka memanfaatkan kegiatan ngemil jadi momen kebersamaan bersama keluarga," ujar Presiden Director Mondelez Indonesia, Prashant Peres, dalam peluncuran hasil survei virtual, Selasa (12/1). Survei dilakukan di 12 negara, termasuk Indonesia. Sebanyak 6.262 partisipan terlibat dalam survei, 555 di antaranya berasal dari Indonesia.
Mengomentari temuan tersebut, pengamat sosial vokasi UI, Devie Rahmawati mengatakan bahwa sejak dahulu makanan memang telah menjadi perekat atau jembatan hubungan masyarakat di Nusantara. Tak hanya perekat, makanan juga mengambil peran untuk mencairkan ketegangan hubungan sosial.
Ngemil, lanjut Devie, merupakan aktivitas mudah, sederhana dan terkesan sepele. Namun, ngemil bersama keluarga membuat seseorang tidak merasa kesepian. Apalagi selama masa pandemi, saat kehadiran orang lain secara nyata membantu individu untuk saling berbagi dengan camilan sebagai sarananya.
Lihat juga:5 Camilan Malam yang Bantu Tidur Nyenyak |
"Dengan makan bersama keluarga, kita merasakan sentuhan. Kita makan ada sentuhan. Secara fisik tangan bersentuhan, ada kontak fisik, sehingga terbangun bonding. Ngemil bareng sambil rebahan, kan, seru banget. Itu membantu merilis persoalan personal dan sosial," kata Devie dalam kesempatan serupa.
Selain survei dari Mondelez, Devie menambahkan terdapat survei terbaru dan serupa dari University of Birmingham. Survei menyebut, kebersamaan dengan orang terdekat membuat kita lebih rileks dalam menikmati makanan.
Makanan ibarat jembatan antara ketegangan dengan kebersamaan. Misal, makanan jadi cara untuk membenahi ketegangan antara orang yang tidak saling kenal atau malas bicara karena adanya konflik dalam keluarga.
"Manusia modern ini adalah manusia yang paling stres yang pernah ada, [mereka] merasa kesepian. Maka ini [stres, kesepian] terbantu dengan kebersamaan dengan keluarga yang dijembatani dengan ngemil," pungkas Devie.
(els/asr)