Jakarta, CNN Indonesia --
Bagi mereka yang memiliki kemampuan, pulau pribadi di destinasi tropis adalah tempat terakhir untuk mengisolasi dari pandemi.
Maldives (Maladewa), yang terdiri dari 1.200 pulau kecil, menjadi salah satu tujuan utama.
Meskipun sebagian besar resor Maladewa sudah relatif privat, dengan satu properti per pulau, ada beberapa pilihan bagi wisatawan yang ingin meningkatkan kualitas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang terbaru datang dari resor Waldorf Astoria Maladewa Ithaafushi, yang minggu ini secara resmi membuka "Ithaafushi -- The Private Island".
Tersebar di 32 ribu meter persegi, pulau ini dipasarkan sebagai pulau pribadi terbesar di Maladewa dan dapat disewa seharga US$80 ribu (sekitar Rp1,1 miliar) per malam.
Pulau "sultan" ini dapat menampung 24 tamu dalam tiga bangunan. Yang pertama berupa vila dua kamar tidur di atas air dengan pancuran hujan di dalam dan di luar ruangan, ruang tamu bersama, kolam renang tanpa batas, dan jacuzzi.
Bangunan kedua berupa vila pantai tiga kamar tidur dengan dua kolam renang.
Lalu bangunan ketiga berupa vila empat kamar tidur, yang dilengkapi dengan dua kamar tidur king, dua kamar tidur queen, jacuzzi, dan ruang tamu yang besar.
Seluruh bangunan memiliki akses langsung ke pantai.
Arsitektur dan interior pulau digambarkan sebagai "anggun namun modern" serta "tanpa melupakan pesona Maladewa." Para tamu akan memiliki tim pramutamu pribadi mereka sendiri.
"Didesain untuk wisatawan yang mengapresiasi keindahan, Ithaafushi -- The Private Island adalah lambang eksklusivitas, ditempatkan dengan sempurna di salah satu destinasi paling inspiratif di dunia di mana tim yang berdedikasi mengantisipasi setiap kebutuhan dan memberikan layanan yang elegan di setiap kesempatan," kata Nils-Arne Schroeder, wakil presiden kemewahan dan gaya hidup untuk perusahaan induk Waldorf Astoria, Hilton Asia Pacific, dalam sebuah pernyataan seperti yang dikutip dari CNN Travel.
[Gambas:Instagram]
Pulau "sultan" di Maldives
Bonus: Sangat mudah untuk mencapai pulau ini dari bandara internasional di ibu kota Male.
Para tamu dapat mengakses pulau melalui perjalanan 40 menit dengan salah satu dari enam kapal pesiar resor.
Bagi mereka yang ingin menikmati pemandangan pesawat amfibi yang menakjubkan, tersedia pilihan penerbangan 15 menit.
Dalam hal makan, pulau pribadi ini memiliki tim kuliner khusus yang dapat membuat menu pesanan yang disajikan dalam berbagai pengaturan.
Selain itu, resor utama Waldorf Astoria dapat dicapai dengan naik perahu singkat untuk para tamu yang ingin melihat-lihat 10 tempat makan khususnya.
Ini termasuk The Ledge, yang dibuat oleh Dave Pynt dari restoran Burnt Ends berbintang Michelin di Singapura.
Khawatir Anda akan bosan? Ithaafushi -- The Private Island menawarkan semua kesenangan yang biasa disajikan Maladewa, termasuk olahraga air, menyelam, dan perjalanan kapal pesiar.
Ada juga spa atas air pulau untuk memberikan perawatan khusus.
Fasilitas tambahannya termasuk paviliun meditasi dan yoga serta gym yang lengkap. Untuk anak-anak, ada kolam renang anak dan area permainan khusus.
Maladewa dibuka kembali untuk pariwisata internasional pada 15 Juli.
Hampir semua pelancong global tidak harus karantina setibanya di Bandara Internasional Velana di ibu kota, Male.
Namun, semua kedatangan selain warga Maladewa harus menunjukkan sertifikat tes PCR negatif yang dilakukan dalam 96 jam sebelum keberangkatan, dengan jelas menunjukkan nama dan alamat laboratorium, serta tanggal pengambilan sampel.
Seperti semua negara yang sangat bergantung pada pariwisata, Maladewa juga telah dilanda krisis.
Menurut Bank Dunia, pariwisata secara langsung dan tidak langsung menyumbang dua pertiga dari PDB negara tersebut.
Industri wisata berkembang pesat pada tahun 2019 karena kedatangan pengunjung tumbuh sebesar 14,7% (tahun ke tahun), dengan total kedatangan mencapai rekor 1,7 juta.
Pejabat berharap mereka mencapai 2 juta kedatangan pada tahun 2020.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada Mei 2020, Ali Waheed, menteri pariwisata negara itu, menggambarkan dampak pandemi virus Corona sebagai "lebih dahsyat daripada tsunami 2004 dan krisis keuangan global 2008".
[Gambas:Instagram]