Dampak pandemi tidak hanya dirasakan oleh Andiri tapi juga oleh Syahroni Rianto, pedagang pernak-pernik Imlek di Petak Sembilan.
Syahroni dan temannya Herman menjual lampion, amplop angpao, tempelan dinding, pernak-pernik shio, dan dekorasi khas Tahun Baru China lainnya.
Tak seperti Andri, mereka merupakan pedagang musiman. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, mereka membuka lapak sejak pertengahan Januari hingga Imlek usai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ditemui, Syahroni sedang duduk di kursi berwarna hijau menunggu pelanggan. Ia bercerita, hasil dari melapaknya tahun ini turun 80 persen dari tahun sebelumnya.
Sebelum pandemi ia bisa mengantongi Rp5 juta per hari. Kini, pendapatannya paling tinggi hanya Rp3 juta. Itu pun tak sering.
"Kalau sehari-hari itu paling Rp1 juta pendapatan kotor. Paling tinggi kalau langganan datang sekarang Rp3 juta," ucap Syahroni.
Shio tahun ini dilambangkan dengan Kerbau Logam. Pergantian shio sendiri terjadi 12 tahun sekali. Mengingat sepinya pembeli, kecemasan Syahroni semakin besar. Sebab, jika tak habis, ia terpaksa harus membuang pernak-pernik shio yang dijualnya.
"Kalau yang ada gambar shio-nya pasti dibuang kalau sisa. Soalnya tahun depan beda lagi," jelas Syahroni.
![]() |
Lihat juga:Alasan Ada Banyak Pecinan di Penjuru Dunia |
Bukan cuma toko peralatan sembahyang atau pernak-pernik Imlek yang terkena imbas pandemi. Restoran legendaris di Petak Sembilan, seperti Bakmi Amoy, juga turut nelangsa.
Dari Pasar Petak Sembilan saya menyeberang masuk ke sebuah gang yang terkenal dengan kulinernya, yaitu Gang Gloria. Gang ini dari ujung ke ujung menjual makanan dan minuman.
Tak jauh dari pintu masuk, saya menemukan Bakmi Amoy. Bakmi ini sudah banyak didatangi oleh selebriti sampai influencer.
Bakmi Amoy dikenal karena rasanya yang enak. Rasa kaldunya yang gurih menyerap ke dalam bakminya. Kata Oca, salah satu pelayan bakmi Amoy, rasa gurih dari kaldu itu bukan berasal dari micin melainkan asli dari kaldu jamur.
Dengan rasanya yang enak, Bakmi Amoy ini dijual dengan harga Rp25 ribu per porsi. Selain bakmi, di sini juga dijual bakso goreng yang tak kalah banyak penikmatnya.
Selama satu jam saya di sana, terlihat ada sekitar enam orang yang makan di tempat. Itu belum termasuk yang beli untuk dibungkus.
Oca bercerita, biasanya ada ratusan orang yang membeli Bakmi Amoy setiap harinya. Tapi setelah pandemi, Bakmi Amoy tak seramai biasanya.
"Ada penurunan drastis banget namanya lagi pandemi gini mau ke luar juga mungkin mikir-mikir banget," kata Oca.
![]() |