Sepi Suasana 'Dingdong' di Jepang yang Dibubarkan Pandemi

CNN Indonesia
Kamis, 11 Feb 2021 16:50 WIB
Sebelum pandemi, warna lampu, suara mesin, dan keriuhan pemain di arena video game di Jepang terasa hingga dini hari.
Suasana sepi di arena video game di Shinjuku, Jepang, akibat pandemi virus Corona. (AFP/PHILIP FONG)
Jakarta, CNN Indonesia --

Malam hari biasanya merupakan waktu tersibuk di Mikado, sebuah arena video game jadul di Tokyo, Jepang, tetapi suasana lebih sepi, sehingga tak ada lagi keriuhan saat terjadinya pertarungan 'Street Fighter'.

Sepinya arena video game merupakan salah satu dampak pandemi virus Corona di Jepang. Jam operasional tempat yang populer disebut dingdong di Indonesia itu juga di batasi.

"Biasanya sekarang sedang penuh pengunjung," keluh Yasushi Fukamachi, seorang manajer di Mikado, arena video game yang dilengkapi 250 mesin permainan jadul, menarik kedatangan orang-orang yang biasanya begadang hingga dini hari, baik pelajar atau pekerja kantoran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini mendekati jam 8 malam hanya ada beberapa gamer yang mengenakan masker sedang bertarung, menghabiskan menit-menit terakhir kesenangan mereka sebelum diminta pulang karena tempat harus tutup.

Sejak awal Januari, Tokyo dan kawasan lain Jepang berada dalam keadaan darurat untuk menurunkan jumlah kasus virus Corona yang melonjak.

Pemilik bisnis diminta untuk tutup lebih awal, dengan kemungkinan denda bagi mereka yang melanggarnya.

Tetapi tidak seperti bar dan restoran, arena video game seperti milik Mikado tidak menerima uang tunai dari pemerintah sebagai kompensasi atas hilangnya pendapatan.

Beberapa arena video game bangkrut setelah keadaan darurat pertama Jepang tahun lalu, yang membuat sebagian besar dari mereka ditutup sepenuhnya selama dua bulan, dan mereka yang selamat sekarang berjuang mati-matian.

"Jumlah pelanggan yang kembali datang sangat sedikit," setelah keadaan darurat virus pertama, kata Fukamachi kepada AFP, tetapi pada November tempatnya kembali ramai didatangi sekitar 90 persen pelanggan.

Pada akhir Desember, ketika kasus Covid-19 melonjak di ibu kota dan di tempat lain, jumlah pengunjungnya kembali turun drastis turun menjadi sekitar 50 persen.

Pelanggan menjauh meskipun protokol kesehatan diterapkan, mulai dari penghalang plastik di antara mesin permainan, hingga desinfeksi harian koin 100 yen yang digunakan untuk memulai permainan, tambahnya.

Sepi Suasana 'Dingdong' di Jepang yang Dibubarkan Pandemi

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER