Secara keseluruhan, lontong Cap Go Meh menjadi lambang keberuntungan dan kemakmuran bagi masyarakat China.
Lontong dibungkus dengan daun pisang dengan bentuk yang memanjang. Bentuk memanjang dianggap sebagai simbol panjang umur.
Selain itu, telur yang biasa hadir dalam semangkuk lontong juga memiliki arti keberuntungan. Kuahnya yang kuning keemasan juga disebut sebagai warna kemakmuran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lontong Cap Go Meh hadir dengan tujuh jenis lauk yang menemani. Kehadiran tujuh jenis lauk dianggap menggambarkan nilai kebersamaan masyarakat Tionghoa.
Dalam sebuah wawancara CNNIndonesia TV bersama dengan pengajar Sastra China Universitas Indonesia (UI), Agni Magalina, beberapa waktu lalu, disebutkan bahwa lontong Cap Go Meh, yang menjadi rangkaian penyambutan Tahun Baru China, melambangkan nilai kebersamaan.
Lihat juga:Menelisik Sisi Unik Perayaan Cap Go Meh |
"Setiap perayaan Imlek, selalu ada hidangan untuk keluarga besar, dan di situ ada nilai kebersamaan," ujar Agni.
Lontong Cap Go Meh menjadi wujud pencampuran budaya yang menggambarkan hibriditas masyarakat Tionghoa di Indonesia, yang sangat adaptif pada lingkungan tempat mereka tinggal.
Bukan hanya isiannya saja yang melambangkan makna-makna baik tertentu, penyajian semangkuk lontong Cap Go Meh pun tak lepas dari makna yang ingin disampaikan.
Setiap orang Tionghoa harus menyajikan lontong Cap Go Meh dalam satu mangkuk atau piring hingga terisi penuh. Dengan cara ini, masyarakat Tionghoa memohon dia untuk meminta rezeki yang berlimpah. Sama seperti bagaimana masyarakat Jawa yang kerap mengonsumsi sajian Lebaran dengan piring yang penuh sebagai bentuk syukur atas nikmat yang diberikan Tuhan YME.
(asr)