Ada Desa Cokelat di Bali, tepatnya di Desa Cau, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Di sini turis yang datang bersama keluarga bisa wisata edukasi sekaligus kuliner.
"Sejak kami buka pada Oktober 2020, Desa Cokelat Bali, kini menjadi destinasi paling dicari oleh wisatawan dan warga lokal," kata pemilik Desa Cokelat Bali, I Wayan Alit Artha Wiguna, di lokasi wisata setempat, Minggu (28/2), seperti yang dikutip dari ANTARA.
Di sini wisatawan bisa melihat berbagai jenis pohon cokelat alias kakao hingga menjajal tantangan mengolah cokelat yang dipetik dari pohonnya sendiri hingga layak dikonsumsi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemilik Desa Cokelat Bali itu mengungkapkan tujuannya mendirikan objek wisata Desa Cokelat Bali adalah untuk mengedukasi wisatawan agar mereka mengenal pohon cokelat yang menjadi salah satu tanaman perkebunan di Indonesia.
"Dengan harga tiket Rp20 ribu per orang, wisatawan akan dikenalkan oleh pemandu berbagai jenis tanaman cokelat dari mulai cokelat lokal dan impor," lanjutnya.
Selama dibuka pada masa pandemi virus Corona, Desa Cokelat Bali menerapkan protokol kesehatan yang ketat, salah satunya melakukan pembatasan jumlah kunjungan wisatawan agar tidak menimbulkan kerumunan.
"Mudah-mudahan dengan adanya Desa Cokelat Bali dapat bermanfaat bagi generasi muda, khususnya agar mereka bisa melihat langsung proses pembuatan dan ikut melestarikan hasil produk lokal petani cokelat di Bali," katanya.
Cokelat bukan satu-satunya tema wisata perkebunan di Pulau Dewata. Terdapat pula wisata kopi yang bisa disambangi.
Lokasi wisata kopi yang populer dikunjungi wisatawan di Bali mulai dari Gunung Sari Bali Agro Luwak Coffee, Bali Pulina Agro Tourism, Alam Bali Agrowisata, sampai Segara Windhu Coffee.