Napak Tilas Kisah Jin di 'Desa Lumpur' Oman

CNN Indonesia
Senin, 01 Mar 2021 13:43 WIB
Trekking dan napak tilas kisah jin menjadi magnet kedatangan turis ke Desa Misfat al-Abriyeen.
Turis berfoto di depan rumah dari batu bata lumpur yang kini telah disulap menjadi hotel butik. (AFP/MOHAMMED MAHJOUB)

"Bermalam di sini seperti perjalanan menuju dunia yang tenang dan damai," kata Abri, dengan dishdasha putih dan sorban tradisionalnya yang berwarna-warni.

"Bahkan makanan yang disediakan di sini dimasak di rumah-rumah penduduk desa."

Menurut pemilik hotel, 5.500 turis dari Jerman, Prancis, Teluk, dan sekitarnya telah bermalam di butiknya pada 2019, dengan tingkat hunian tahunan 90 persen, dibandingkan dengan hanya 800 selama tahun pertama bisnis pada 2015.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tarif di bekas rumah berusia berabad-abad bervariasi antara $ 90 dan $ 180 per malam, tergantung pada ruangan dan musim.

Gerbang pariwisata di pandemi

Oman, yang berpenduduk 5 juta orang telah mencoba mendiversifikasi ekonominya yang bergantung pada minyak sejak harga minyak mentah tenggelam pada tujuh tahun lalu.

Pariwisata telah lama menjadi sumber pendapatan kedua yang memanfaatkan kekayaan warisan bangsa, garis pantai yang indah, dan lanskap yang menakjubkan.

Namun pembatasan virus Corona memaksa Oman untuk menutup gerbang pariwisatanya selama berbulan-bulan, berdampak buruk pada perekonomian.

Sekitar 3,5 juta turis mengunjungi Oman pada 2019, tetapi kesultanan berencana mendatangkan 11 juta turis pada 2040.

Di Misfat al-Abriyeen, mengubah enam rumah lumpur menjadi hotel butik telah membuka lebih banyak proyek untuk menarik wisatawan, seperti jalur pendakian dan pendakian baru, menurut Abdullah al-Abri, pemilik salah satu hotel.

Sementara perjalanan internasional masih ditutup, para pelaku bisnis perhotelan seperti yang ada di Misfat al-Abriyeen telah bertahan dengan pariwisata domestik yang telah berkinerja baik selama berbulan-bulan panjang penutupan perbatasan.

Bagi Renoda, psikolog Belanda yang tinggal di Muscat yang berkunjung bersama tiga temannya, desa itu menjadi tempat perlindungan.

"Mungkin ini ke-10 kalinya saya mengunjungi hotel ini sejak tahun lalu. Inilah yang kami butuhkan sekarang mengingat kejadian terkini," katanya kepada AFP.

"Saya datang ke sini untuk satu atau dua malam setiap bulan mencari ketenangan, relaksasi dan kenyamanan."

(afp/ard)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER