SURAT DARI RANTAU

Dua Dekade Mewujudkan Mimpi di Strasbourg

Rosita Ujianti Yordey | CNN Indonesia
Minggu, 21 Mar 2021 12:56 WIB
Seorang wanita Indonesia yang menjadi pebisnis spa dan pelukis kopi berbagi kisah mewujudkan mimpi dan berkeluarga di Strasbourg, Prancis.
Pemandangan kota Strasbourg di Prancis. (iStockphoto/Leonid Andronov)

Kalau diceritakan secara singkat, rasanya perjalanan hidup saya mungkin mirip novel atau film. Tapi sesungguhnya, setiap kisah hidup pasti punya perjuangannya sendiri. Sebagai perempuan yang sedang merantau di negeri orang, terus optimis dan punya semangat juang rasanya harus dilakukan lebih ekstra. Jika orang lain bisa, mengapa saya tidak?

Perjuangan pertama ialah soal bahasa. Jujur hingga saat ini bahasa Prancis saya masih belum sempurna. Tapi ada kelas bahasa yang bisa diikuti secara gratis. Selagi ada kesempatan, saya juga berusaha berbahasa Prancis dengan penduduk lokal. Dari pengalaman saya, mereka tidak akan menghakimi pendatang yang belum fasih, melainkan akan lebih menghargai.

Hingga saat ini, saya belum pernah mengalami perlakukan rasial. Sepertinya sebagian besar penduduk Prancis yang saya temui amat menghargai keberadaan imigran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kalau belum kenal mungkin belum terlalu dekat, karena pada dasarnya mereka agak tertutup. Tapi jika sudah kenal, mereka akan buka pintu lebar, layaknya keluarga, khususnya di kota saya tinggal. Jadi selain faktor bahasa, jangan lupa juga soal pembawaan diri yang baik, di manapun tempat merantaunya.

Sudah tinggal di Prancis sekitar 20 tahun, saya masih terus menyesuaikan diri dengan kehidupan di sini. Turis mancanegara pasti menganggap tinggal di sini berarti glamor. Sebenarnya kehidupan di sini tidak melulu mewah, tergantung pembawaan orangnya. Kalau ingin kongko di tempat mewah, ada. Kalau ingin kongko di tempat murah, ada.

Jujur saya kurang tergiur untuk mengoleksi barang mewah. Ada pertimbangan soal tabungan anak dan cicilan apartemen yang harus terlunasi. Tapi, saya mudah lapar mata kalau urusan makanan haha... Saya dan suami penggemar makanan organik, jadi bahan makanan yang berkualitas tentu saja menjadi godaannya.

Untuk urusan makanan di rumah, saya tidak begitu repot. Senangnya hati saya begitu mengetahui kalau pria yang saya nikahi ini ternyata juga menggemari rasa pedas.

Suami saya berkarier sebagai seorang programmer. Ia punya ketertarikan besar terhadap budaya Indonesia, bahkan bisa sedikit berbahasa kita. Hampir setiap tahun saya mengajaknya dan anak pulang kampung ke Bali. Namun sudah dua tahun setengah kami tak mengunjungi Pulau Dewata akibat pembatasan perjalanan yang masih ketat. Rasa rindu sudah tentu ada.

Saya berharap pandemi virus Corona bisa segera berlalu, sehingga saya bisa menuntaskan kangen kepada keluarga sekaligus tukang dawet kacang ijo gerobak yang jadi langganan saya di Pasar Seminyak.

Rosita Ujianti Yordey bersama keluarga kecilnya.Rosita Ujianti Yordey bersama keluarga kecilnya. (Arsip Rosita Ujianti Yordey)
(ard)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER