Saini menyatakan bahwa semakin kering lingkungan, semakin kering permukaan mata Anda.
Sebuah studi pada April 2014 di Ophthalmology menemukan bahwa orang yang tinggal di iklim dataran tinggi dengan udara yang lebih kering 13 persen lebih mungkin menderita mata kering daripada mereka yang tinggal di dataran rendah.
Selain iklim yang kering, hal-hal seperti angin dan asap juga dapat menyedot kelembapan dari mata Anda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi penderita blepharitis yang air matanya menguap dengan cepat, angin bisa menjadi masalah yang sangat rumit.
Hal ini sering menyebabkan goresan kecil di permukaan mata, menyebabkan lebih banyak iritasi dan robekan refleks.
"Inilah salah satu alasan mengapa, secara paradoks, orang yang mengalami mata kering berkali-kali akan banyak mengeluarkan air mata terutama jika dalam kondisi berangin," ujarnya.
Demikian pula, asap juga dapat memperburuk - atau bahkan meningkatkan risiko berkembangnya - gejala mata kering, menurut AAO.
"Salah satu cara untuk mengobatinya adalah dengan menggunakan obat tetes mata secara rutin sepanjang hari - pagi, siang dan malam - untuk menjaga mata tetap terhidrasi dan untuk melindungi permukaan mata," kata Saini.
Menurut Saini, beberapa kondisi medis dapat menyebabkan penurunan produksi air mata.
Seperti dikutip Mayo Clinic, penyebab paling umum adalah sindrom Sjogren, penyakit mata alergi, rheumatoid arthritis, lupus, skleroderma, sarkoidosis, gangguan tiroid dan kekurangan vitamin A.
Saini mengatakan bahwa perawatan andalan bagi kebanyakan orang dengan mata kering adalah menggunakan air mata buatan, yang dapat Anda gunakan hingga empat kali sehari.
Namun, jika Anda menggunakan obat tetes mata lebih dari empat sampai enam kali sehari, bicarakan dengan dokter karena Anda mungkin memerlukan air mata buatan bebas pengawet.
Obat-obatan tertentu juga dapat menghalangi Anda untuk menghasilkan cukup air mata. Menurut AAO, ini termasuk diuretik, beta-blocker, alergi dan obat flu seperti antihistamin, pil tidur, serta obat kecemasan, antidepresan dan obat mulas.
Sementara menurut Mayo Clinic, bat-obatan yang digunakan untuk mengobati penyakit Parkinson dan jerawat serta terapi penggantian hormon juga dapat menghambat produksi air mata.
"Jika air mata buatan tidak cukup meredakannya, cobalah tetes gel hibrida atau salep, yang benar-benar melumasi (dan menempel) pada permukaan mata," kata Saini.
Namun perlu diingat bahwa produk yang lebih kental ini dapat menyebabkan penglihatan kabur, jadi sebaiknya gunakan pada malam hari sebelum tidur.
Untuk lebih lanjut, coba konsultasikan masalah mata kering Anda pada dokter.
(agn)