Masjid Nabawi, Karya Arsitektur Nabi Muhammad di Madinah

CNN Indonesia
Sabtu, 10 Apr 2021 17:30 WIB
Masjid Nabawi menjadi karya arsitektur Nabi Muhammad SAWA di Madinah. Masjid ini juga sempat mengalami kebakaran.
Masjid Nabawi. (ANTARA FOTO/Ismar Patrizki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Selain mengunjungi Masjidil Haram di Makkah, umat Islam yang sedang melakukan ibadah haji atau umrah pasti juga akan mendatangi Masjid Nabawi di Madinah.

Selain beribadah di masjidnya, di kota ini kaum Muslim juga bakal berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW.

Salah satu masjid terbesar di dunia, Masjid Nabawi mengalami beberapa pengembangan sepanjang sejarahnya, dimulai dengan zaman khalifah, diikuti oleh Bani Umayyah, Bani Abbasiyah, Utsmaniyah, dan, akhirnya, era Saudi, di mana ia menjalani ekspansi terbesarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masjid bernama asli Al-Masjid an-Nabawi ini juga merupakan tempat pertama di Jazirah Arab yang diterangi oleh bola lampu listrik pada tahun 1909 (1327 H).

Masjid yang namanya bermakna 'masjid nabi' ini adalah masjid kedua yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW pada tahun pertama Hijrah (migrasi Nabi dengan pengikutnya dari Mekah ke Madinah, yang disebut Yathrib pada saat itu).

Tanah tempat masjid dibangun adalah milik dua anak yatim piatu, Sahl dan Suhail, dan digunakan sebagai tempat pengeringan kurma.

Nabi merencanakan struktur masjid menempati sebidang tanah 50 x 49 meter dan membangunnya menghadap Yerusalem, kiblat umat Islam pada saat itu.

Dia menggunakan daun palem untuk atap dan batang pohon palem sebagai tiang pancang masjid.

Nabi juga membangun masjidnya dengan tiga pintu, salah satunya berada di belakang dan disebut "Atikah" atau "Pintu Belaskasih", sedangkan yang lainnya adalah "Pintu Jibril" dan merupakan pintu masuk pilihan Nabi.

Di bagian belakang masjid, ada area teduh untuk melindungi musafir atau tunawisma yang dikenal sebagai "Al-Saffa".

Nabi Muhammad SAW tidak membangun atap untuk seluruh masjid, jadi saat hujan, air akan menetes ke jamaah. Namun ia menenangkan jamaah dan berkata bahwa kondisi buruk pasti akan berlalu.

Pada masa-masa awalnya, lantai masjid tidak pernah ditutup dengan apapun sampai pada 3 H (624 M), ketika dilapisi dengan kerikil.

Ketika kiblat diubah menghadap Kakbah dan bukan Yerusalem, Al-Saffa yang berada di bagian selatan masjid dipindahkan ke bagian utara. Pintu belakang ditutup, dan pintu baru dibuka di utara.

Perluasan area

Masjid Nabawi mengalami perluasan pertama kali pada zaman Khalifah Umar ibn Al-Khattab pada 17 H (638 M). Khalifah Abu Bakar Al-Siddiq tidak bekerja untuk memperluas masjid karena dia sibuk dalam Perang Ridda, yang juga dikenal sebagai Perang Kemurtadan.

Masjid menjadi sangat ramai dengan jamaah pada masa pemerintahan Khalifah Umar, sehingga dia membeli rumah-rumah di sekitarnya untuk memperluas masjid ke arah barat, selatan (bagian kiblat), dan utara.

Namun, tidak ada perluasan ke arah timur, karena kamar istri nabi terletak di sana.

Setelah pemekaran itu, bangunan masjid sesuai arahan Nabi Muhammad SAW; temboknya terbuat dari batu bata, batang pohon palem digunakan sebagai kolom, atap dari daun palem, dan lantainya terbuat dari pasir garnet.

Perluasan yang terjadi pada zaman Khalifah Umar diperkirakan sekitar 1.100 meter persegi. Renovasi ini juga memberikan masjid enam pintu masuk: Dua di timur, dua di barat, dan dua di utara.

Masjid Nabawi, Karya Arsitektur Nabi Muhammad di Madinah

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER