Jakarta, CNN Indonesia --
Anda mungkin bisa menjawab dengan mudah ketika ditanya soal kondisi kesehatan saat ini. Barangkali Anda akan tiba dengan jawaban misalnya, suhu badan normal, tidak sedang batuk atau bersin-bersin, juga bisa beraktivitas seperti biasa.
Namun bagaimana kalau ditanya soal kesehatan pernikahan Anda. Bagaimana menakar sehat atau tidaknya sebuah pernikahan?
"Kalau kita ingin tahu pernikahan kita sehat dari mana? Nah kita pakai beberapa parameter," kata Indra Noveldy, konsultan pernikahan saat webinar bersama Parentalk x GoPay, beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Kapan terakhir kali kencan?
Dating atau kencan tidak hanya dimiliki kaum pacaran. Pasangan yang sudah menikah pun tetap memerlukan kencan. Indra menekankan bahwa kencan yang dimaksud di sini adalah kencan tanpa membawa anak. Tidak selalu urusan ranjang, kencan bisa berisi makan bersama atau sekadar ngopi berdua.
"Dating itu syaratnya enggak boleh bawa anak, enggak boleh bahas masalah keuangan, anak, pendidikan anak, sekolah anak, genteng bocor, ya pacaran aja. Ini perlu banget demi menghidupkan kembali perasaan yang dimiliki," ujarnya.
Saat lama tidak kencan atau kencan terakhir saat belum ada anak, ini jadi tanda Anda dan pasangan perlu menginisiasi sesi kencan ala zaman pacaran.
2. Masih adakah perasaan nyaman itu?
Anda perlu cek ke dalam diri, apakah masih ada rasa nyaman saat bersama pasangan? Indra mengatakan cara mengeceknya sederhana. Saat Anda mengenali diri sebagai sosok yang tenang di rumah lalu beberapa waktu terakhir menjadi sering resah, susah beradaptasi dengan situasi, berarti rasa nyaman ini absen dalam kehidupan rumah tangga.
Namun rasa nyaman memang terbilang relatif. Perlu ada diskusi bersama pasangan sebab mungkin lewat beberapa perubahan Anda merasa nyaman, tetapi bisa jadi pasangan kurang nyaman.
3. Bagaimana kualitas komunikasi?
"Komunikasi ya, bukan chit chat. Kalau tanya 'Kapan pulang?' Itu ngecek status," kata Indra.
Menurut dia, banyak orang lupa untuk mengomunikasikan apa yang dipikirkan, dirasakan. Kemudian saat sudah disampaikan, lihat lagi jika pasangan bisa menerjemahkan sama dengan apa yang kita maksudkan. Komunikasi jadi jembatan yang sangat penting.
4. Cek frekuensi dan intensitas konflik
Orang bilang konflik itu adalah 'bumbu' dalam rumah tangga. Jika ditelisik lagi, mungkinkah suatu makanan terasa lezat tanpa bumbu? Bagaimana jika suatu makanan menggunakan terlalu banyak bumbu? Indra berkata sebaiknya kita tidak mudah terjebak dengan anggapan umum bahwa konflik itu bumbu dalam perkawinan. 'Bumbu' bakal melezatkan masakan jika takarannya pas.
5. Apa masih sering terjadi pembiaran?
Pernikahan tidak akan mengubah seseorang. Mungkin suatu mujizat jika pasangan Anda berubah lebih baik. Namun kebanyakan tidak demikian.
Hal ini pun menimbulkan rasa dongkol, tidak 'sreg', rasa tidak suka. Kemudian atas nama keutuhan rumah tangga atau atas nama cinta, Anda diam dan membiarkan. Menurut Indra, ini hanya akan jadi bom waktu di masa mendatang.
6. Blaming game dan victim mentality
Pernikahan yang sehat tidak diwarnai dengan blaming game atau saling menyalahkan dan victim mentality atau mental korban. Contohnya, saat pasangan lupa meletakkan kunci mobil, Anda menyalahkan dia dengan berkata 'Kamu sih!'. Victim mentality akan kerap terdengar seperti 'Aku dikit-dikit salah mulu' atau 'Iya iya, kamu yang bener.'
7. Hubungan transaksional
Seperti aktivitas jual-beli di pasar, hubungan transaksional berarti Anda atau pasangan merasa harus memperoleh 'ini' karena sudah melakukan 'itu'. "Aku sudah bicara baik, harusnya kamu enggak gitu dong. Hati-hati, Anda terjebak di hubungan transaksional," ujar Indra.
8. Apa kebutuhan terpenuhi?
Pemenuhan kebutuhan tidak selalu berhubungan dengan material. Fulfillness atau pemenuhan kebutuhan di sini berarti rasa aman, rasa disayangi, berarti dalam hidup pasangan.
9. Shareholder meeting
Istilah ini mungkin hanya terdengar dalam perusahaan. Namun Indra berkata pernikahan merupakan institusi terkecil dengan pemegang saham adalah Anda dan pasangan. Shareholder meeting alias rapat pemegang saham jadi pertemuan paling penting dalam perusahaan. Jika diterjemahkan dalam kehidupan pernikahan, ini merupakan pertemuan berisi pembicaraan mendalam (deep talk).
"Yang dibahas, evaluasi, visi ke depan, arah ke mana, tantangannya. Kita duduk, berani me-review, bermimpi, kemudian ada potensi apa dan tantangannya apa. Siapa yang sejak menikah pernah duduk bareng untuk ini?" ujarnya.
Seorang yang sudah menikah akan memiliki peran PISIK (partner, istri, ibu, sahabat, kekasih) untuk perempuan akan menjadi istri dan ibu. Sedangkan untuk laki-laki akan menjadi suami dan ayah. Namun masih ada tiga peran lain yang mungkin banyak dilupakan yakni P-S-K.
Partner, sudahkah kita menjadi partner buat pasangan? Indra menjelaskan fungsi partner yakni memberikan dukungan moril, bantuan, mengangkat pasangan saat 'drop'.
Sahabat, siapa sahabat terbaik Anda? Kalau Anda masih mikir siapa, lanjut Indra, berarti pernikahan Anda dalam masalah besar.
"Kalau mau jauh lebih sehat, ayo miliki goal, menjadikan pasangan sahabat, kita bisa cerita apapun, tanpa takut di-labelling, direndahkan," imbuhnya.
Kekasih, kapan terakhir kali pacaran? Seperti yang sudah diulas, kencan itu penting meski sudah menikah.
10. Pisik
Seorang yang sudah menikah akan memiliki peran PISIK (partner, istri, ibu, sahabat, kekasih) untuk perempuan akan menjadi istri dan ibu. Sedangkan untuk laki-laki akan menjadi suami dan ayah. Namun masih ada tiga peran lain yang mungkin banyak dilupakan yakni P-S-K.
Partner, sudahkah kita menjadi partner buat pasangan? Indra menjelaskan fungsi partner yakni memberikan dukungan moril, bantuan, mengangkat pasangan saat 'drop'.
Sahabat, siapa sahabat terbaik Anda? Kalau Anda masih mikir siapa, lanjut Indra, berarti pernikahan Anda dalam masalah besar.
"Kalau mau jauh lebih sehat, ayo miliki goal, menjadikan pasangan sahabat, kita bisa cerita apapun, tanpa takut di-labelling, direndahkan," imbuhnya.
Kekasih, kapan terakhir kali pacaran? Seperti yang sudah diulas, kencan itu penting meski sudah menikah.