Mengenal Perbedaan Kink, Fetish, dan Fantasi dalam Seks

CNN Indonesia
Senin, 26 Apr 2021 21:00 WIB
Ilustrasi. Ide-ide soal seks kini makin berkembang seiring keterbukaan pikiran publik. Berikut perbedaan kink, fetish, dan fantasi dalam seks. (iStockphoto/Napadon Srisawang)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ide-ide soal seks kini makin berkembang seiring keterbukaan pikiran publik. Film 50 Shades of Gray perlahan menggerakkan kebebasan, kesetaraan juga penerimaan akan eksplorasi seksual.

Minat akan pengetahuan soal seks pun meluas. Hal ini pun perlu diimbangi dengan penggunaan istilah yang pas demi mengurangi tabu dan stigma.

Begitu banyak pertanyaan termasuk "Apa minat saya pada ikat-mengikat termasuk fantasi atau 'kink'?". Kemudian ada pula pertanyaan seputar fetish. Konsep ketiganya terdengar mirip tapi sebenarnya berbeda sama sekali.

Berikut perbedaan kink, fetish, dan fantasi dalam seks.

Kink

Sebelum berkenalan dengan 'kink', Anda perlu mengenal konsep 'vanilla sex' terlebih dahulu. 'Vanilla sex' bisa dibilang ide-ide konvensional seputar seks termasuk penetrasi penis ke vagina, ciuman, sentuhan, juga seks oral. Kemudian konsep 'kink' merupakan seks yang tidak termasuk 'vanilla sex'.

"Kink adalah aktivitas atau kecenderungan seksual yang dianggap menyimpang dari norma sosial," jelas Zachary Zane, sexpert dari label Promescent, seperti dikutip Shape.

Mungkin ini terdengar aneh dan melanggar norma. Namun rasanya sah-sah saja jika seks dilakukan dengan 'liar', bebas ditambah kesepakatan (consent) kedua belah pihak. Apa saja yang termasuk 'kink'?

Sebagaimana dilansir Well and Good, kink meliputi penggunaan penutup mata, diikat, pukulan, permainan suhu, mencekik. BDSM pun termasuk kink yang berarti 'bondage' (perbudakan), 'dominance' (dominasi), 'discipline' (disiplin),'sadism' (sadisme) juga 'submission' (penyerahan diri) dan 'masochism' (masokisme).

BDSM melibatkan permainan kekuasaan di mana ada pihak yang dominan dan pihak yang tunduk pada permintaan yang dominan.

Fetish

Menurut laporan Daily Mail, fetish merupakan tindakan seksual atau suatu objek yang hampir selalu diperlukan agar seseorang terangsang dan menikmati seks. Menurut Zane, konsep fetish ini mirip dengan kink. Jika seseorang harus melibatkan 'kink' agar terangsang secara seksual maka 'kink' tersebut bisa menjadi fetish.

"Fetish cenderung lebih fokus pada objek tertentu seperti pakaian dalam, kaki atau bahkan mobil," katanya.

Sebagian orang berteori bahwa orang tertentu dilahirkan dengan fetish. Sedangkan yang lain berteori bahwa fetish itu efek samping dari sosialisasi dan persepsi bahwa sesuatu itu buruk atau tabu. Apa pun itu sebenarnya tak masalah selama orang melibatkan fetish dengan aman dan berdasarkan kesepakatan.

Fantasi

Fantasi mengacu pada citra mental atau pola pikir apa pun yang bisa membangkitkan gairah seksual. Zane berkata fantasi hanyalah fantasi. Seringkali ini bukan sesuatu yang Anda nikmati di kehidupan nyata.

"Faktanya, orang-orang kerap suka menonton film porno atau membayangkan hal-hal yang tidak ingin mereka lakukan dalam kehidupan nyata," ujarnya.

Ingat, saat seseorang memiliki fantasi seksual tertentu, bukan berarti dia menginginkannya terjadi. Itu hanya ide misalnya, berhubungan seks dengan sahabat pasangan. Tentu kalau mau pikir panjang berkaitan dengan kelangsungan hubungan, fantasi ini tak akan diwujudkan. Beberapa orang mewujudkan fantasinya lewat bermain peran.

Zane berkata kita memang hidup di masyarakat dengan beragam norma dan ideologi yang kerap memandang negatif konsep seks di luar 'vanilla sex'. Sebenarnya, tak ada yang salah jika Anda suka sedikit pukulan di bokong atau tangan yang terikat saat bercinta.

"Seringnya, orang berpikir ada yang salah dengan seseorang atau mereka mengalami gangguan mental jika mereka suka BDSM. Ini tidak benar," imbuhnya.

(els/agn)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK