Survei: Pandemi Covid-19 Ubah Mindset dalam Bekerja
Ada banyak hal yang berubah sejak virus Covid-19 mewabah, mulai dari cara berinteraksi dengan orang lain, cara bepergian, menjalani hari, hingga dalam bekerja.
Jika bekerja biasanya identik dengan ruang kantor, presentasi di ruang meeting dihadiri banyak orang, atau janji temu dengan klien di sebuah kafe, kini kebiasaan itu hampir jarang terlihat. Anda mungkin lebih disibukkan dengan agenda rapat virtual, dan acara-acara virtual lainnya.
Pandemi ini juga mungkin jadi penyebab Anda terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), atau penyebab Anda 'banting setir' pekerjaan dari awalnya kantoran jadi bercocok tanam. Bagian manapun itu, pandemi Covid-19 mungkin bisa jadi jalan Anda kembali memikirkan apa pentingnya pekerjaan dan pekerjaan apa yang benar-benar Anda butuhkan.
Survei JobStreet pada 2020 menunjukkan, ada pergeseran sudut pandang (mindset) pekerja Indonesia dalam memaknai pekerjaannya.
Jika dahulu para pekerja mungkin akan mencari pekerjaan yang memberikan kepastian status pekerjaan dan jaminan karir, kini nampaknya para pekerja tak lagi menuntut dua hal tersebut pada posisi pertama.
"Ada pergeseran tuntutan, keinginan, dan cara bekerja saat masa pandemi Covid-19," ujar Country Manager JobStreet Indonesia, Faridah Lim dalam sebuah diskusi daring, Kamis (22/4).
Jaminan hubungan yang baik dengan rekan dan bos
Survei JobStreet pada 2020 menunjukkan, banyak pekerja Indonesia yang mencari pekerjaan yang menjamin terjalinnya hubungan baik dengan rekan kerja. Di peringkat kedua, pekerja mencari pekerjaan yang menjamin hubungan baik dengan atasan. Sementara jaminan karir, yang biasanya berada di prioritas utama para pencari kerja turun ke peringkat tiga.
"Ternyata banyak yang merasa relationship itu penting, mungkin ini karena selama pandemi, banyak interaksi berjauhan, jadi hubungan yang baik membuat suasana kerja menjadi nyaman," kata Faridah dalam sebuah diskusi daring, Kamis (22/4).
Selain di Indonesia, ia mengatakan mindset pekerja secara global juga turut berubah. Menurut survei yang sama, para pekerja di seluruh dunia saat ini menginginkan pekerjaan yang bisa memberikan waktu untuk kehidupan pribadi. Artinya, ada keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi yang dulu mungkin tak pernah terpikirkan oleh para pekerja sebelum ada pandemi Covid-19.
"Secara global, kita juga lihat sekarang pekerja meminta pekerjaan yang bisa memberikan work-life balance, mungkin karena sekarang merasa kalau pandemi bekerja jadi lebih berat dan susah," ucap Faridah.
Kombinasi WFH dan WFO
Selain itu, preferensi pekerjaan masyarakat Indonesia juga berubah seiring dengan pandemi Covid-19. Survei JobStreet menunjukkan, pada 2018 hanya ada 4 persen pekerja yang bekerja dari rumah (WFH), sementara 68 persennya bekerja di kantor atau turun langsung ke lapangan (WFO), dan 28 persen sisanya kombinasi antara bekerja di lapangan atau kantor dan di rumah.
Pada Desember 2020, ada perubahan signifikan dari cara bekerja di masa pandemi. Sebanyak 13 persen pekerja melakukan pekerjaan secara WFH, 46 persen bekerja di kantor sepenuhnya, dan 41 persen bekerja kombinasi antara rumah dan kantor.
Faridah mengatakan, setelah dilakukan survei secara langsung kepada para pekerja, sebanyak 68 persen lebih memilih melakukan pekerjaan dengan sistem kombinasi antara bekerja di rumah dan di kantor, 23 persen sepenuhnya ingin bekerja WFH, dan hanya 9 persen yang ingin kembali ke kantor.
"Ini mungkin dipengaruhi juga kalau bekerja di kantor terus lama-lama jenuh, tapi gak bisa juga selamanya bekerja di rumah," ucapnya.