Sigit Purbadi, dokter spesialis kandungan, menuturkan pasien berhak memilih obgyn yang terbaik dan bisa mendampingi selama mengandung sampai bersalin. Mau obgyn laki-laki atau perempuan, pilihan ini sepenuhnya di tangan ibu.
Ada yang lebih nyaman dengan dokter pria, namun ada juga yang lebih pilih dengan dokter perempuan. Semua tergantung ibu yang memilih. Namun pertimbangan ibu ketika memilih obgyn bukan cuma soal dokter pria atau wanita.
Berdasar survei yang diinisiasi Teman Bumil dan Populix, terdapat dua kriteria penting yang jadi pertimbangan saat ibu memilih dokter kandungan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil survei dengan 1000 responden ini, sebanyak 24 persen memilih dokter yang baik dan ramah, kemudian sebanyak 24 persen memilih dokter perempuan. Selain itu, responden memilih dokter berdasarkan rekomendasi teman atau keluarga (18 persen), dokter yang terkenal dan banyak pasien (13 persen) dan dokter terdekat dari rumah (9 persen).
Dari pernyataan Gue Sehat yang diterima CNNIndonesia.com, survei juga menemukan ibu hamil berusia 30 tahun atau kurang lebih memilih dokter kandungan perempuan. Sedangkan pasien yang usianya di atas 31 tahun tidak terlalu mempermasalahkan gender.
Muhammad Dwi Priangga, dokter spesialis kandungan, menuturkan setiap pemeriksaan dokter harus didampingi perawat atau bidan.
Pria yang akrab disapa Angga ini berkata pasien berhak mengungkapkan keberatan jika pemeriksaan tidak didampingi dan pasien hanya berdua dengan obgyn.
"Dokter harus ditemani perawat atau bidan, tidak boleh hanya berdua saja dengan pasien," kata Angga melalui pesan singkat, Kamis (22/4).
Sigit berkata dokter akan menjelaskan mengenai prosedur dan tujuan pemeriksaan. Sebelum pemeriksaan pun dokter juga akan meminta izin pada pasien.
"Setiap akan memeriksa, dokter memberi informasi apa saja yang akan dilakukan termasuk periksa melalui vagina. [Pemeriksaan] dengan alat untuk melihat serviks dan vagina, meraba besar rahim dan meraba apakah ada kelainan indung telur. [Ada pula] memeriksa USG lewat vagina," ujar Sigit lewat pesan singkat, Kamis (22/4).
Jika tak ada penjelasan apapun, Anda juga berhak untuk bertanya tentang pemeriksaan apa yang tengah dilakukan.
Dalam tiap pemeriksaan, ibu disarankan untuk rileks, tidak tegang karena ini akan berpengaruh saat cek. Sigit mengatakan jika ibu rileks maka pemeriksaan akan terasa nyaman dan minim rasa sakit terutama saat prosedur vaginal touch.
(els/chs)