Jakarta, CNN Indonesia --
Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Pusat Ikatan Dokter Indonesia (MKEK IDI) memberikan sanksi skors 6 bulan terhadap dokter Kevin Samuel Marpaung. Ini merupakan imbas video yang ia unggah di TikTok dan viral di berbagai platform media sosial.
Meski sudah ada sanksi, video ini rupanya menimbulkan rasa cemas dan ketakutan di kalangan perempuan terutama ibu yang ingin cek ke dokter kandungan (obgyn). Terlebih jika terdapat prosedur yang melibatkan vaginal touch guna pemeriksaan perkembangan persalinan.
"Internal examination atau periksa dalam adalah tindakan yang biasanya dilakukan dokter atau bidan untuk memastikan perkembangan proses persalinan, dengan cara memasukkan dua jari telunjuk dan jari tengah tangan ke dalam vagina dengan menggunakan sarung tangan, sampai menyentuh mulut rahim," ungkap dokter spesialis kandungan Ni Komang Yeni Dhana Sari dari RSPI Puri dan Klinik Utama Health 360 Indonesia melalui pesan singkat pada CNNIndonesia.com, Kamis (22/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, sebenarnya pasien tidak perlu khawatir berlebihan saat periksa sebab dokter bekerja dengan memegang etik.
"Ada tentunya etik yg mengatur dokter dalam memeriksa pasien perempuan terutama ketika melakukan pemeriksaan dalam alam vaginal touche," ungkap Muhammad Dwi Priangga, dokter spesialis kandungan kepada CNNIndonesia.com, Kamis (22/4).
Namun agar ibu tetap merasa aman dan nyaman saat ke obgyn, ada beberapa tips yang bisa dilakukan.
1. Pilih yang buat Anda nyaman
Sigit Purbadi, dokter spesialis kandungan, menuturkan pasien berhak memilih obgyn yang terbaik dan bisa mendampingi selama mengandung sampai bersalin. Mau obgyn laki-laki atau perempuan, pilihan ini sepenuhnya di tangan ibu.
Ada yang lebih nyaman dengan dokter pria, namun ada juga yang lebih pilih dengan dokter perempuan. Semua tergantung ibu yang memilih. Namun pertimbangan ibu ketika memilih obgyn bukan cuma soal dokter pria atau wanita.
Berdasar survei yang diinisiasi Teman Bumil dan Populix, terdapat dua kriteria penting yang jadi pertimbangan saat ibu memilih dokter kandungan.
Hasil survei dengan 1000 responden ini, sebanyak 24 persen memilih dokter yang baik dan ramah, kemudian sebanyak 24 persen memilih dokter perempuan. Selain itu, responden memilih dokter berdasarkan rekomendasi teman atau keluarga (18 persen), dokter yang terkenal dan banyak pasien (13 persen) dan dokter terdekat dari rumah (9 persen).
Dari pernyataan Gue Sehat yang diterima CNNIndonesia.com, survei juga menemukan ibu hamil berusia 30 tahun atau kurang lebih memilih dokter kandungan perempuan. Sedangkan pasien yang usianya di atas 31 tahun tidak terlalu mempermasalahkan gender.
2. Pastikan dokter didampingi perawat atau bidan
Muhammad Dwi Priangga, dokter spesialis kandungan, menuturkan setiap pemeriksaan dokter harus didampingi perawat atau bidan.
Pria yang akrab disapa Angga ini berkata pasien berhak mengungkapkan keberatan jika pemeriksaan tidak didampingi dan pasien hanya berdua dengan obgyn.
"Dokter harus ditemani perawat atau bidan, tidak boleh hanya berdua saja dengan pasien," kata Angga melalui pesan singkat, Kamis (22/4).
3. Ada izin dan penjelasan mengenai pemeriksaan
Sigit berkata dokter akan menjelaskan mengenai prosedur dan tujuan pemeriksaan. Sebelum pemeriksaan pun dokter juga akan meminta izin pada pasien.
"Setiap akan memeriksa, dokter memberi informasi apa saja yang akan dilakukan termasuk periksa melalui vagina. [Pemeriksaan] dengan alat untuk melihat serviks dan vagina, meraba besar rahim dan meraba apakah ada kelainan indung telur. [Ada pula] memeriksa USG lewat vagina," ujar Sigit lewat pesan singkat, Kamis (22/4).
Jika tak ada penjelasan apapun, Anda juga berhak untuk bertanya tentang pemeriksaan apa yang tengah dilakukan.
4. Rileks saja
Dalam tiap pemeriksaan, ibu disarankan untuk rileks, tidak tegang karena ini akan berpengaruh saat cek. Sigit mengatakan jika ibu rileks maka pemeriksaan akan terasa nyaman dan minim rasa sakit terutama saat prosedur vaginal touch.