Saat menjalani diet untuk menurunkan berat badan bukan berarti Anda harus menjauhkan diri dari karbohidrat. Bahkan konsumsi pasta pun tak jadi soal.
Seperti dilansir Time, riset yang dilakukan oleh Department of Epidemiology, I.R.C.C.S. Neuromed, di Pozzilli, Italia, menemukan pasta tidak mengakibatkan obesitas. Justru konsumsi pasta berkaitan dengan penurunan indeks massa tubuh (IMT).
Ini seolah bertentangan dengan keyakinan orang selama ini bahwa pasta, roti, sereal, biskuit juga makanan penutup bisa menaikkan ukuran lingkar pinggang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun Lisa Moskovitz, pendiri NY Nutrition Group, menuturkan kelompok makanan ini tidak secara otomatis disimpan jadi lemak tubuh dan menaikkan berat badan. Faktanya, tubuh memerlukan karbohidrat untuk sumber energi.
"Karbohidrat adalah sumber utama energi untuk tubuh kita, dia bertindak seperti bensin buat mobil," kata Moskovitz, seperti dikutip Livestrong.
Hanya saja Anda perlu memperhatikan beberapa hal agar pasta yang disantap tidak membuat angka timbangan mendadak 'fantastis'.
Menurut Shannon Henry, ahli diet bersertifikasi, mengatakan protein dan serat merupakan dua komponen penting untuk menurunkan berat badan. Mengeliminasi protein dan serat saat menyantap pasta akan memperlambat metabolisme.
"Protein bertanggung jawab untuk menstimulasi efek termal pada makanan, yang mana berarti tubuh membakar lebih banyak energi untuk memproses protein daripada untuk membakar karbohidrat dan lemak. Kedua nutrisi ini membuat Anda kenyang lebih lama, sehingga menghindari makan berlebihan," jelas Henry, seperti dikutip Eat This, Not That!.
Sebaiknya santap pasta bersama sayuran dan protein misalnya irisan dada ayam tanpa lemak, daging sapi atau telur rebus. Jaga jangan sampai pasta dikonsumsi polos begitu saja.
![]() |
Konsumsi pasta saja tanpa diseimbangkan dengan menu lain akan membuat diet kurang seimbang. Anda bisa menginginkan lebih banyak karbohidrat untuk disantap.
"Jika Anda cuma makan satu jenis makanan untuk makan malam, Anda bakal makan itu lebih banyak hingga kenyang," ujar Moskovitz.
Menyantap lebih dari satu porsi pasta jelas bakal menaikkan berat badan. Sebenarnya pasta bisa diperlakukan sebagai 'side dish' sehingga Anda bisa menempatkan menu makanan lain sebagai pokok kemudian didampingi pangan sumber serat seperti tumis sayur, buah-buahan juga sumber protein semisal lele goreng, tahu dan tempe.
![]() |
Kadang bukan pasta yang patut disalahkan untuk kasus kenaikan berat badan melainkan sausnya. Moskovitz memberikan contoh saus krim yang cenderung tinggi lemak dan kalori.
Dia menyarankan untuk memilih saus dengan lemak kurang dari 10 gram per porsi. Aturan ini pun berlaku buat gula. Sebaiknya targetkan konsumsi gula pada saus pasta kurang dari 10 gram.
Semangkuk mini pasta tidak akan membuat Anda gagal diet. Kadang makan pasta di restoran bisa menyabotase target Anda untuk menurunkan berat badan.
Karbohidrat tidak terbakar sempurna di tubuh dan disimpan sebagian sebagai glikogen di hati dan otot. Saat lokasi penyimpanan sudah melebihi kapasitas, tubuh akan mengubah kelebihan glikogen menjadi lemak. Saat Anda mengonsumsi lebih banyak porsi pasta, semakin lama berat badan akan bertambah.
"Mengatur asupan Anda dengan porsi yang sesuai dengan kebutuhan kalori adalah cara terbaik untuk tetap menjaga pasta tetap di menu diet dan Anda tetap sehat," kata Moskovitz.
Sebaiknya pilih pasta gandum utuh (whole wheat) atau pasta berbasis biji-bijian. Pasta seperti ini lebih banyak mengandung serat daripada pasta putih. Pasta putih minim serat dan protein sehingga bisa menaikkan gula darah dengan cepat.
(els/agn)