Secara psikologis, usia anak memang belum mengerti bagaimana cara yang tepat membelanjakan uangnya. Akibatnya, anak hanya akan membeli apa yang ia butuhkan saat itu juga, tanpa memikirkan apa yang dia butuhkan di masa depan.
Ratih mengatakan, anak mungkin berpikir bisa membeli baju baru dengan uang THR. Namun, orang tua biasanya sudah memberikannya baju baru.
Anak juga tak jadi membeli makanan karena sudah banyak makanan tersedia di rumah. Prioritas kebutuhan primernya sudah terpenuhi saat itu sehingga ia beralih memenuhi kebutuhan tersier.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi anak-anak yang sudah menganggap gim sebagai kebutuhan sehari-hari, maka membeli voucher mungkin bukan lagi kebutuhan tersier, tapi kebutuhan utama (primer).
Lihat juga:Ciri-Ciri Kamu Kecanduan Game Online |
"Tapi kalau anak-anak yang enggak kecanduan gim, ya, enggak beli voucher juga, mereka mungkin menabung, beli makanan, atau remaja cewek mungkin beli skincare. Jadi lebih ke preferensi masing-masing," ucap Ratih.
Meski demikian, bukan berarti tak boleh membiarkan anak mengelola uangnya sendiri. Namun, orang tua idealnya memberikan pengetahuan bagaimana caranya anak mengelola uang dengan bijak.
"Orang tua juga harus mengawasi belanja anak, perhatikan jika anaknya mulai ketagihan beli voucher game online, maka circle main game online itu harus dipotong sesegera mungkin," tutur Ratih.
(mel/asr)