A to Z: Asperger Syndrome, Sakit Han Geu-ru di Move to Heaven

CNN Indonesia
Kamis, 27 Mei 2021 20:26 WIB
Han Geu-ru dalam Move To Heaven yang menderita asperger syndrome (dok. Netflix via Hancinema)
Jakarta, CNN Indonesia --

Drama Korea asal Korea Selatan 'Move to Heaven' seolah memberi 'obat' pada penikmat drakor setelah ditinggal 'Vincenzo'.

Drama ini berkisah tentang Han Geu-ru (Tang Joon-sang) yang harus melanjutkan usaha keduanya yakni membereskan barang milik orang yang sudah meninggal di bawah bendera 'Move to Heaven'. Mereka menyebutnya trauma cleaning.

Dalam tiap ceritanya, Geu-ru tampil cemerlang menyelesaikan tiap permintaan yang datang. Ia pun mampu mengingat semua hal yang sudah ia lihat dan baca. Akan tetapi Geu-ru sebenarnya menderita penyakit yang disebut asperger syndrome atau sindrom asperger.

Azimatul Karimah, Ketua Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, berkata sindrom asperger merupakan salah satu jenisautism spectrum disorder(ASD) atau gangguan spektrum autisme. Karena masuk dalam ASD, sindrom asperger memiliki gejala yang mirip dengan autis yakni kesulitan berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain.

Gejala asperger syndrome

Dokter yang akrab disapa Uci ini menyebut ada beberapa gejala khas penyakit yang diderita oleh Geu-ru Move to Heaven yang membuat sindrom asperger berbeda dengan autisme.

* Kesulitan menangkap komunikasi nonverbal

Orang dengan sindrom asperger akan kesulitan menangkap komunikasi nonverbal misalnya, dia sulit menangkap raut wajah asam atau cemberut dan meresponsnya, ia juga sulit menangkap gestur tubuh yang mengandung makna misal ada orang berdiri dan menempatkan kedua tangan di pinggang.

Orang dengan sindrom asperger tidak bisa menangkap makna atau emosi dari gestur ini.

"Dia enggak bisa menangkap raut wajah orang. Kalau diberitahu dia paham," kata Uci pada CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, beberapa waktu lalu.

Sedangkan orang dengan autisme kesulitan menangkap bentuk komunikasi baik verbal maupun nonverbal. Namun orang dengan sindrom asperger kebanyakan tidak memiliki masalah dengan verbal. Mereka mampu berkomunikasi secara verbal dengan baik termasuk menghasilkan kata-kata yang jelas.

* Problem interaksi

Umumnya ASD memiliki masalah komunikasi verbal (kemampuan bahasa) sehingga sulit menghasilkan kata yang dipahami orang lain. Kemudian orang dengan ASD juga bermasalah dengan inteligensi (kecerdasan) karena di bawah rata-rata.

Sindrom asperger punya kondisi sebaliknya. Orang dengan sindrom asperger memiliki tingkat kecerdasan di atas rata-rata. Namun ini juga jadi hambatan saat ia berinteraksi dengan sebayanya. Ini tergambar dengan jelas dalam Move to Heaven.

"Dia ngomong [dengan topik] enggak sesuai sama anak seusianya. Ada satu pasien, khas sekali, masih kelas 5 SD. Bacaannya 'Da Vinci Code'. Orang tuanya datang ke saya mengeluh bahwa sudah tidak nyambung dengan omongan anaknya, katanya ketinggian. Anaknya ngomongin illuminati," ujar Uci disusul tawa.

Biasanya anak dengan sindrom asperger sulit menyelaraskan pergaulan dengan anak seusianya. Kalau dia bergaul dengan sebayanya, perundungan (bully) kerap tak terelakkan sebab yang dibicarakan bukan hal yang lumrah. Sedangkan kalau bergaul dengan orang yang lebih tua, ia dipandang sebelah mata karena usianya masih muda.

* Ketertarikan pada hal yang spesifik

Gejala sindrom asperger yang khas lainnya adalah ketertarikan pada hal yang spesifik. Uci bercerita ada pasien yang memiliki ketertarikan besar pada hal-hal berbau ilmu pengetahuan sosial. 'Da Vinci Code' sudah dibabat habis, kemudian giliran buku-buku referensi ibunya saat studi S3 Akuntansi pun disikat.

"Orang asperger ini banyak eksplorasi, bahan pengetahuannya banyak, sehingga pembicaraannya pun menyesuaikan," imbuhnya.

Orang dengan sindrom asperger menyerap dengan baik apa yang ia baca. Pembicaraannya pun akan berkisar pada topik-topik tersebut. Ini kerap menimbulkan masalah sebab ia tidak bisa menempatkan diri dan biasanya memaksakan orang lain memahami kemauannya.

Berbeda dengan asperger, anak dengan ASD umumnya kemampuan bahasa bermasalah sehingga tidak banyak bicara. Anak dengan ASD selain sindrom asperger biasanya menunjukkan perilaku pengulangan misal,flapping(gerakan melambaikan tangan), berputar misal tertarik pada gerakan baling-baling. Anak dengan ASD, imbuh Uci, akan persisten pada objek tertentu.

Diagnosis sindrom asperger


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :