Matinya Kuda Belanda dan Lahirnya Desa Gerabah Kasongan

CNN Indonesia
Jumat, 28 Mei 2021 14:52 WIB
Desa Wisata Kasongan ialah salah satu destinasi wisata belanja pernak-pernik dekorasi rumah berbahan tanah liat di Indonesia.
Salah satu pengrajin gerabah di Desa Wisata Kasongan. (Rifkianto Nugroho/ Detikcom)
Jakarta, CNN Indonesia --

Jika ingin mencari oleh-oleh berbahan tanah liat di Yogyakarta, warga lokal pasti menyarankan untuk datang ke Kabupaten Bantul, tepatnya ke Desa Wisata Kasongan.

Sejarah Desa Wisata Kasongan yang banyak dikisahkan nampaknya cukup unik. Munculnya pengrajin gerabah di sini bermula dari kematian seekor kuda di tengah sawah.

Warga memperkirakan kalau kuda tersebut milik penjajah Belanda, sehingga sang pemilik sawah melepaskan hak tanahnya agar tidak dicari-cari oleh Belanda. Karena ketakutan, tak lama warga lain melakukan hal serupa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warga yang telah kehilangan tanah dan mata pencaharian lalu memutar otak untuk membuat asap dapur di rumahnya mengepul. Beberapa mulai mengumpulkan tanah untuk dibuat perabotan rumah sampai mainan anak-anak, karena untuk membeli yang baru di pasar mereka tak punya dana.

Tapi karena ketekunan dan kreatifitas para warga setempat, perabotan berbahan gerabah dari Desa Kasongan terkenal sampai ke desa-desa lainnya.

Sapto Hudoyo ialah salah satu seniman asal Yogyakarta yang mengembangkan Kasongan menjadi desa wisata pada sekitar tahun 1971-1972.

Ia membina warga untuk bisa membuat kerajinan yang lebih kekinian sehingga tak nampak membosankan.

Hingga saat ini, Desa Wisata Kasongan semakin populer sebagai destinasi wisata belanja barang-barang berbahan tanah liat, mulai dari pot tanaman sampai patung pajangan.

Ada ratusan toko yang menanti pembeli datang di sana. Harga barang yang ditawarkan beragam, mulai dari Rp5000 sampai puluhan juta rupiah, tergantung ukuran dan tingkat kesulitan pembuatannya.

KasonganTumpukan gerabah di Desa Wisata Kasongan yang laris dibeli wisatawan domestik dan mancanegara. (Rifkianto Nugroho/ Detikcom)

Salah satu patung yang paling laris dijual ialah patung Loro Blonyo, atau patung sepasang pengantin berpakaian adat Jawa, yang konon katanya jika dipajang di dalam rumah maka dapat memberi aura keberuntungan bagi penghuninya.

Tak hanya wisatawan domestik, wisatawan mancanegara juga banyak yang membeli patung ini.

Sebelum pandemi virus Corona, wisatawan yang datang juga bisa mengikuti kelas pengolahan kerajinan dari tanah liat.

Jika perjalanan wisata sudah diperbolehkan lagi, tak ada salahnya untuk menyambangi Desa Wisata Kasongan dan berbelanja produk gerabah di sana, demi memutar lagi roda perekonomian warganya.

Saat kembali datang, tetap patuhi protokol kesehatan pencegahan virus Corona, seperti memakai masker dan menjaga jarak fisik, sehingga tak terjadi penularan yang lebih luas.

Alamat Desa Wisata Kasongan bisa dilihat di sini.

(ard)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER