Perkenalkan nama saya Anggy Eka Pratiwi saat ini saya sedang menempuh PhD di Indian Institute of Technology Jodhpur, Jurusan Computer Science and Engineering.
Saya kuliah di India sejak tahun 2015 ketika saya memperoleh beasiswa untuk S2 dari pemerintah India yaitu ICCR. Alasan saya studi di India karena menurut saya negara ini luar biasa. Saat ini saya bermukim di Jodhpur, Rajasthan.
Tidak hanya maju di bidang teknologi sesuai dengan jurusan yang saya tempuh, negara ini membuat saya penasaran bagaimana mereka bisa melahirkan leader IT dunia seperti; CEO Google Sundar Pichai, CEO Microsoft Satya Nadela, CEO and Chairman IBM Arvind Krisna dan masih banyak lagi. Itu yang membuat saya memberanikan diri untuk berkompetisi mendapatkan beasiswa dari pemerintah India.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat pertama kali datang ke India, saya sempat merasa kesusahan mengerti aksen bahasa Inggris yang diucapkan oleh profesor dan teman.
Saya hampir tidak paham satu kata yang mereka ucapkan. Butuh waktu tiga bulan buat saya mempelajari gaya bicara dan ekspresi wajah mereka ketika berbicara.
Terkadang mereka menggunakan gaya yang unik untuk memperagakan apa yang mereka maksud, sampai saya salah mengerti arti dari anggukan dan gelengan kepala mereka itu iya atau tidak.
Ternyata itu memang mereka gunakan untuk mempertegas pembicaraan dan tidak berarti 'iya' atau 'tidak' seperti di Indonesia.
Tentu saja saya mendapat banyak pertanyaan mengapa memilih kuliah di India, yang dilihat banyak orang sebagai negara yang kurang nyaman dihuni, dari faktor kebersihan sampai keamanannya - terutama isu keamanan kaum wanita.
Tapi realita yang saya lihat saat ini, India berkembang sangat pesat dibanding pertama kali saya datang di tahun 2015. Untuk faktor kebersihan di kota Jodhpur khususnya sangat baik, hampir tidak saya lihat ada sampah di sekitar. Tapi memang ada beberapa area yang masih terlihat kotor, begitu juga kota-kota lain di India.
Untuk faktor keamanan menurut saya tergolong cukup aman. Pengalaman saya yang sering berpergian sendiri dengan kendaraan umum India seperti bus, kereta dan bajaj.
Saya tidak pernah mengalami kendala, namun menurut saya sebagai kaum wanita kita harus memperhatikan adat yang berlaku di India, seperti tidak berpakaian terlalu minim atau terbuka, tidak berjalan sendirian di malam hari, tidak naik kendaraan umum sendirian.
Jika kita menghormati adat istiadat dan berlaku baik kepada orang lokal dan mereka akan berlaku sama.
![]() |
Kegiatan saya sehari-hari di Jodhpur ikut terkendala begitu kasus virus Corona di penjuru India naik drastis. Yang biasanya saya melakukan riset di lab dengan tim riset, sekarang kita melakukannya dari kamar hostel.
Biasanya saya sering makan di ruang makan bersama, sekarang saya memilih untuk membungkus semua makanan dan membawanya ke kamar. Saya membatasi juga aktivitas di luar kamar hostel jika tidak ada keperluan yang mendesak.
Antisipasi yang saya lakukan sekarang sering update informasi tentang COVID-19 di India, mematuhi semua protokol kesehatan yang diwajibkan oleh pihak kampus. Juga selalu memakai masker dan tidak berkerumun.
Yang membuat saya betah di Rajasthan khususnya di Jodhpur ialah karena banyak kafe dan restoran sebagai tempat melarikan diri Ketika capek dengan perkuliahan di kampus atau bosan dengan makanan yang ada di kampus.
Salah satu kafe favorit saya yaitu Sam's Art Café. Di Jodhpur banyak sekali rooftop restaurant seperti Gopal Roof Top Restaurant. Makanannya enak dan pemandangannya mewah: langsung ke benteng kuno yang megah.
Banyak juga restoran tradisional yang menyediakan makanan khas Rajasthan dengan bangunan yang unik menyerupai istana. Tapi sekarang kondisinya semua toko dan kafe masih tutup.
Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...