Jakarta, CNN Indonesia --
Lonjakan kasus Covid-19 selama beberapa waktu belakangan ini membuat sejumlah ruang perawatan rumah sakit (RS) penuh. Tak ayal, banyak beberapa penderita Covid-19 tanpa gejala atau bergejala ringan untuk menjalani perawatan dengan isolasi mandiri (isoman).
Lalu, kapan dan seperti apa kriteria penderita Covid-19 perlu dilarikan ke rumah sakit?
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memaparkan kriteria penderita Covid-19 yang perlu dibawa ke rumah sakit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk yang isolasi mandiri dan punya gejala, ada komorbid, saturasi di bawah 95 persen, lalu sudah mulai sesak itu [perlu] dibawa ke rumah sakit," kata Budi dalam keterangan pers secara daring pada Senin (21/6).
Sementara yang tanpa gejala dan gejala ringan, Budi menyarankan untuk menjalani isolasi mandiri di rumah atau isolasi terpusat di tempat seperti Wisma Atlet.
"Ini agar tidak terekspos terhadap konsentrasi virus yang tinggi di rumah sakit dan juga membebaskan rumah sakit untuk benar-benar merawat orang-orang yang sudah [bergejala] sedang dan gawat," tambahnya.
Senada dengan keterangan Menteri Kesehatan, sebelumnya dokter spesialis paru, Jaka Pradipta mengungkapkan bahwa ketika mendapati hasil PCR positif Covid-19 tidak perlu panik. Jika mengalami gejala ringan, maka cukup jalani perawatan di rumah.
Namun, jika mulai merasakan gejala seperti lemas hingga mengalami sejumlah komplikasi lain maka perlu segera pergi ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit.
"Bapak ibu yg terhormat, bila sudah mengalami kondisi lemas, saturasi [oksigen] turun ke 93 persen, dan komplikasi lainnya, langsung pergi ke IGD RS, kangan coba telepon-telepon mencari rujukan, karena akan dibilang penuh. Langsung menuju IGD untuk mendapat perawatan kegawatdaruratan," demikian keterangan Jaka di Twitter.
Saat ini CNNIndonesia.com masih mencoba menghubungi dokter spesialis paru, Jaka Pradipta untuk memberi pemaparan lebih lanjut.
Sementara, bagi yang mengalami gejala ringan atau tanpa gejala, simak panduan yang perlu dilakukan saat menjalani isolasi mandiri di halaman berikut.
Barangkali satu-satunya hal negatif yang diinginkan semua orang adalah hasil tes Covid-19. Namun jika hasil terbukti sebaliknya, dokter spesialis paru, Agus Dwi Susanto, menyebut ada langkah-langkah yang perlu dilakukan, termasuk saat isolasi mandiri.
"Tentu kalau positif (Covid-19), dinilai dulu apa saya masuk dalam kategori orang tanpa gejala atau orang dengan gejala," kata Agus saat dihubungi CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.
Selain itu, penting untuk melaporkan ke Satgas Covid di tingkat RT/RW dan kelurahan. Biasanya akan ada pendataan lalu pelaporan ke Puskesmas.
Agus berkata dari Puskesmas baru akan dilakukan pelacakan dan penilaian terhadap orang yang positif jika layak isolasi mandiri atau perlu perawatan.
Selama isolasi mandiri, jika memungkinkan pasien setidaknya butuh memiliki alat seperti termometer dan oximeter untuk memantau suhu dan tingkat saturasi oksigen darah.
Agus berkata pemantauan juga baik jika ada pemantauan tekanan darah. Pasien mesti waspada dengan tanda-tanda 'bahaya' selama isoman sebab ini berarti pasien sebaiknya dibawa ke fasilitas kesehatan.
Yang perlu diperhatikan saat isolasi mandiri:
1. Frekuensi napas
Bermodal stopwatch di ponsel, ukur napas normal selama semenit. Satu hitungan napas berarti satu tarikan dan satu hembusan.
Normalnya, lanjut Agus, jumlah napas orang dewasa dalam satu menit sebanyak 16-20. Jika napas menjadi cepat semisal 24-30, ini harus segera dibawa ke dokter.
2. Demam
Demam yang tidak kunjung turun selama tiga hari berturut-turut selama isoman.
3. Denyut nadi
Denyut nadi sebaiknya dipantau rutin. Normalnya, denyut nadi orang dewasa sebanyak 80-90.
Jika makin cepat misal di angka 100 atau lambat di angka 30, sebaiknya ini jadi perhatian.
4. Tingkat saturasi oksigen
Oximeter digunakan untuk mengukur tingkat saturasi oksigen dalam darah. Tingkat saturasi oksigen disebut normal jika menunjukkan antara 95-100 persen. Tingkat saturasi di bawah 90 dianggap sangat rendah.
5. Perhatikan kondisi tubuh dan gejala
Perlu waspada jika Anda merasakan gejala makin berat padahal awalnya hanya ringan. Tadinya merasa biasa saja lalu lemas. Ini perlu mendapat perhatian.