Tentara Lebanon akan mulai menawarkan wisata helikopter untuk bersenang-senang pada pekan ini. Hal ini dilakukan untuk menambah pemasukan salah satu lembaga kunci negara yang dilanda krisis.
Dalam pengumuman di situs resminya, warga sipil bisa berkesempatan untuk melihat Lebanon dari atas dengan penerbangan 15 menit. Penerbangan itu dimulai pada Kamis mendatang dan dilakukan dengan helikopter Robinson R44 Raven.
Warga yang ingin merasakan sensasi terbang dengan helikopter tentara ini minimal berusia tiga tahun. Hanya tiga orang yang diizinkan naik untuk satu kali penerbangan. Mereka dikenakan biaya US$150 atau sekitar Rp2,1 juta (US$1=Rp 14,4 ribu) dan harus dibayar tunai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selain untuk mendukung angkatan udara, ini juga untuk mendorong pariwisata Lebanon dengan cara baru," ucap sumber militer seperti dilansir AFP.
Krisis ekonomi yang digambarkan Bank Dunia sebagai salah satu yang terburuk di dunia sejak 1850-an amat berdampak bagi militer Lebanon. Kondisi itu membuat mereka berjuang dengan segala cara demi membayar pasukan untuk bertahan hidup.
Menjelang pertengahan tahun lalu, tentara Lebanon mengatakan telah menghapus daging dari makanan yang ditawarkan pada pasukan yang bertugas karena kenaikan harga pangan.
Lebanon disebut tidak memiliki pemerintahan yang berjalan dengan normal sejak ledakan besar-besaran di Beirut pada Agustus 2020 yang menewaskan lebih dari 200 orang dan merusak petak-petak kota pelabuhan Mediterania.
Para politikus telah gagal menyepakati susunan kabinet baru bahkan ketika cadangan uang tunai mata uang asing anjlok. Kondisi tersebut menyebabkan Lebanon semakin kekurangan bahan bakar, listrik dan obat-obatan.
(chr/chs)