Jakarta, CNN Indonesia --
Lukla ialah kota kecil di Nepal yang menjadi titik awal dari hampir semua perjalanan trekking di wilayah Khumbu, demi menjejak gunung tertinggi di dunia Everest.
Terletak di ketinggian 2.860 meter, Lukla dihuni rumah-rumah kecil dan hotel yang tersebar di dekat satu-satunya bandara di kawasan ini - Bandara Tenzing-Hillary.
Karena ramai dikunjungi wisatawan, Lukla telah berubah dari komunitas pertanian kecil menjadi pusat komersial, setara dengan Namche Bazaar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari Kathmandu, dibutuhkan waktu sekitar 40 menit untuk mencapai Lukla dengan pesawat.
Juga terkenal sebagai Bandara Lukla, Bandara Tenzing-Hillary adalah bandara kecil yang sering disebut sebagai salah satu bandara paling berbahaya di dunia.
Setiap hari ada penerbangan, tapi banyak juga penundaan sampai pembatalan. Pasalnya, penerbangan ke Bandara Tenzing-Hillary amat bergantung pada kondisi cuaca.
Berbeda dengan Kathmandu yang setiap hari bisa cerah, langit Lukla lebih sering hujan.
Posisi Bandara Tenzing-Hillary di atas gunung juga membuat angin bertiup lebih kencang dan awan lebih pekat, dua hal yang mengganggu faktor visibilitas dalam penerbangan.
Bandara yang awalnya bernama Lukla ini dibangun pada tahun 1964 di bawah pengawasan Sir Edmund Hillary, yang awalnya bermaksud membangun bandara di lahan pertanian yang datar.
Namun, petani setempat tidak mau menyerahkan tanah mereka, sehingga bandara dibangun pada posisinya yang curam saat ini.
Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...
Hillary membeli tanah dari Sherpa lokal seharga US$2,650 dan melibatkan mereka dalam pembangunannya.
Landasan pacunya pendek, hanya memiliki panjang 527 meter dan lebar 30 meter. Baru pada tahun 2001 area tersebut diaspal.
Bandara Lukla berganti nama menjadi Bandara Tenzing-Hillary pada tahun 2008 untuk menghormati Sir Edmund Hillary dan Tenzing Norgay Sherpa, orang pertama yang mencapai puncak Gunung Everest.
Selain penerbangan penumpang, bandara ini juga berfungsi untuk mengangkut barang dan kargo ke Lukla dan desa-desa lain di sekitar wilayah tersebut, karena tidak ada akses jalan yang mumpuni.
Faktor bahaya
Bandara Tenzing-Hillary mungkin bukan bandara tertinggi dunia, karena rekor itu dipegang oleh Bandara Daocheng Yading di Provinsi Sichuan, China.
Namun yang membuat bandara ini berbahaya - selain faktor cuaca - ialah pesawat yang mendarat atau lepas landas harus menggunakan landasan pacu tunggal.
Mengutip Atlas Obscura, lokasi landasan pacunya yang curam membuat pilot harus sangat fokus saat lepas landas atau mendaratkan pesawat. Miring sedikit, pesawat bisa tergelincir masuk jurang.
Diapit gunung, kerapatan udara di Bandara Tenzing-Hillary jauh lebih rendah daripada di permukaan laut, dan itu berdampak pada jumlah daya yang dihasilkan oleh mesin pesawat yang bisa mengurangi daya angkat, baik saat lepas landas atau mendarat.
Berkurangnya hambatan udara juga membuat pilot lebih sulit memperlambat pesawat saat mendarat. Ditambah lagi landasan pacu yang pendek.
Begitu pendeknya landasan pacu di Bandara Tenzing-Hillary sehingga pilot harus membuat pesawat menanjak dengan kemiringan hampir 12 persen, demi membantu memperlambat kecepatan saat mendarat.
 Landasan pacu yang pendek di Bandara Lukla (Bandara Tenzing-Hillary). (PRAKASH MATHEMA / AFP) |
Pilot berpengalaman
Beragam faktor menantang ini membuat Bandara Tenzing-Hillary hanya boleh didarati oleh helikopter atau pesawat berbaling-baling yang berukuran kecil.
Oleh karena itu, Otoritas Penerbangan Sipil Nepal telah menetapkan standar tinggi, di mana hanya pilot berpengalaman yang telah menyelesaikan setidaknya 100 misi lepas landas dan mendarat (STOL) yang diizinkan mendarat di bandara ini.
Pilot juga harus memiliki lebih dari satu tahun pengalaman STOL di Nepal, dan harus telah menyelesaikan sepuluh misi ke Bandara Tenzing-Hillary dengan pilot instruktur bersertifikat.
Namun, terlepas dari kesulitannya, Bandara Tenzing-Hillary merupakan salah satu bandara domestik tersibuk di Nepal.
Kecelakaan memang jarang terjadi, tapi pernah ada. Mengutip Forbes, kasus kecelakaan paling terakhir terjadi pada tahun 2008 yang dialami oleh Yeti Airlines Flights 103.
Ketika itu, pilot yang hendak mendaratkan pesawat kehilangan kontak visual dalam kabut tebal, mengakibatkan pesawat tergelincir ke jurang.
Semua penumpang yang berjumlah 16 jiwa tewas, termasuk dua dari tiga awak. Pilot adalah satu-satunya yang selamat.
Meski disebut bandara paling berbahaya di dunia, Bandara Lukla atau Bandara Tenzing-Hillary ini tetap dianggap sebagai salah satu bandara terindah di dunia, dikelilingi oleh Pegunungan Himalaya lokasi gunung tertinggi di dunia: Everest.
Tak jarang pilot bakal mengajak penumpang berdoa saat pesawat melewati pegunungan itu, demi menghormati eksistensi Sang Atap Dunia.