Misyar, 'Pernikahan Tanpa Ikatan' yang Marak di Saudi

CNN Indonesia
Kamis, 08 Jul 2021 20:05 WIB
Aplikasi misyar (AFP/FAYEZ NURELDINE)
Jakarta, CNN Indonesia --

Misyar, pernikahan muslim tanpa tanpa ikatan yang sering dilakukan secara rahasia dengan cepat menyebar di masyarakat Saudi. Pernikahan ini merupakan anugerah bagi pria yang kurang mampu menyediakan pernikahan tradisional yang mahal. Hanya saja pernikahan ini disesalkan oleh para kritikus karena dianggap melegitimasi pergaulan bebas.

Nikah misyar atau pernikahan al-misyar adalah pernikahan di mana perempuan tak mendapatkan haknya sebagai istri secara penuh seperti yang diatur saat akad nikah, seperti tidak mendapat tempat tinggal, nafkah dan hak untuk hidup bersama. 

Praktik tersebut telah diizinkan secara hukum di kerajaan Muslim konservatif selama beberapa dekade.

Mengutip AFP, kesaksian menyoroti bagaimana misyar dilihat sebagai campuran antara pernikahan dan lajang, menguntungkan poligami tanpa stres mempertahankan rumah tangga kedua.

Meskipun berpotensi untuk disalahgunakan, itu juga menarik bagi beberapa wanita yang ingin menghindari harapan patriarki terhadap pernikahan tradisional, serta pasangan yang belum menikah yang mencari perlindungan agama untuk hubungan seksual, yang dilarang oleh Islam di luar nikah. Hal inilah yang ditakutkan oleh para kritikus, penyalahgunaan.

"Misyar menawarkan kenyamanan, kebebasan dan persahabatan yang halal (diizinkan dalam Islam)," kata seorang pegawai pemerintah Saudi berusia 40-an, yang melakukan misyar dengan seorang janda Saudi berusia 30-an selama lebih dari dua tahun.

Dia mengatakan kepada AFP bahwa dia memiliki tiga anak dari pernikahan pertamanya (konvensional) yang terpisah, dan mengunjungi istri misyarnya di rumahnya di Riyadh "kapan pun" dia mau. Dia tidak mengatakan apa yang dia dapatkan dari aliansi rahasia.

"Teman saya (Saudi) memiliki 11 istri misyar rahasia. Dia menceraikan dan menikahi yang lain, menceraikan dan menikahi yang lain...."

Tanpa mas kawin

Orang Saudi, serta pekerja ekspatriat kerajaan, dapat terlihat berburu di aplikasi kencan dan situs pernikahan untuk menemukan pasangan misyarnya.

"Misyar lebih murah. Tidak ada mahar, tidak ada kewajiban," kata seorang apoteker Mesir berusia 40 tahun di Riyadh.

Dia mulai mencari calon istri barunya setelah mengirim istri dan putranya yang berusia lima tahun ke Kairo pada awal pandemi tahun lalu. Hal ini dilakukan terutama karena meningkatnya biaya hidup dan retribusi ekspatriat yang diterapkan Arab Saudi dalam beberapa tahun terakhir.

"Jauh dari istri saya sulit," katanya, seraya menambahkan bahwa dia telah mencari misyar melalui mak comblang "khatba" di Instagram yang mengenakan biaya sebanyak 5.000 riyal.

"Saya memberi mereka preferensi saya: berat, ukuran, warna kulit ... tapi sejauh ini tidak ada yang cocok."

Pernikahan semacam itu seringkali berumur pendek, dengan sebagian besar berakhir dengan perceraian antara 14 dan 60 hari, surat kabar kerajaan Al-Watan melaporkan pada 2018, mengutip sumber kementerian kehakiman.

Apa yang membuat para wanita mau dinikahi secara misyar?


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :