Seks memuaskan kerap dikaitkan dengan orgasme. Tidak orgasme, berarti pasangan tidak puas. Padahal, sebenarnya tidak demikian. Orgasme itu menyenangkan tapi sebaiknya lebih dilihat sebagai bonus.
Banyak wanita merasa tertekan akan keinginan untuk orgasme demi memuaskan pasangannya. Bahkan tak jarang ada yang pura-pura orgasme (fake orgasm). Sebaiknya yang jadi fokus Anda adalah pada foreplay. Saat foreplay bisa maksimal, orgasme makin mudah untuk dicapai.
Seks tidak harus dibawa serius. Sadar tidak sadar, Anda mungkin sudah lupa untuk menyisipkan aksi romantis atau tawa di sela seks. Justru seks yang santai, menyenangkan, ada canda tawa jadi seks yang diinginkan wanita. Seks bakal dilalui tanpa tekanan dan ada jaminan kepuasan serta keintiman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Rajan B. Bhonsle, konsultan kesehatan seksual dan konselor, wanita menyukai romansa, pelukan, pegangan tangan dan berciuman. Hanya saja, wanita merasa pria hanya melakukan ini saat foreplay. Padahal sentuhan-sentuhan non-seksual ini begitu diinginkan di luar sesi ranjang.
Anda bisa mulai dengan memberikan pijatan, membelai wajah dan rambut sehingga pasangan bisa merasakan kebahagiaan dari sentuhan non-seksual.
Kebutuhan untuk merasakan kehangatan, keintiman setelah bercinta mungkin bisa dibilang lebih besar daripada saat bercinta. Anda bakal membuat pasangan kecewa kalau setelah berhubungan seks Anda malah tidur pulas.
Secara biologis, setelah berhubungan seks tingkat endorfin pria sangat tinggi. Dia kehilangan ereksi dan semua sistem turun. Namun pada wanita, proses ini berlangsung bertahap.
Sebaiknya, siasati situasi dengan Anda mengambil posisi tidur di pelukannya. Jika memungkinkan, mengobrol sebentar baru kemudian memejamkan mata bersama.
(els/agn)