Dokter spesialis saraf Yuda Turana mengatakan, belum ada bukti yang kuat terkait manfaat dan khasiat An Gong untuk obat stroke. Efek samping An Gong sendiri masih dipertanyakan di dunia medis.
"Saat ini belum ada bukti kuat bahwa An Gong bisa menyembuhkan stroke," kata Yuda saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (6/7).
Sejauh ini, penelitian khasiat An Gong baru diujikan pada tikus, bukan pada manusia. Sehingga pengobatan dan pencegahan stroke dengan obat herbal ini masih belum disarankan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sangat sulit mencari khasiat dan efek samping An Gong. Padahal sebuah obat harus menyertakan khasiat dan efek samping obat," kata Yuda.
Sebuah penelitian yang terbit di National Library of Medicine pada 2008 menunjukkan kandungan merkuri dalam An Gong yang bisa menimbulkan toksisitas pada ginjal dan organ dalam lainnya. Penggunaan angkung jangka panjang dapat menyebabkan disfungsi ginjal.
Disebutkan kandungan merkuri angkung relatif kecil, meski bisa berisiko. Peneliti juga tak bisa memastikan alasan kenapa ada kandungan logam tersebut dalam sebuah obat herbal.
Sebuah jurnal penelitian lainnya pada 2015 secara tegas mengatakan obat herbal angkung mengandung unsur realgar dan cinnabar, sejenis logam merkuri.
Namun penelitian tersebut juga tidak bisa memastikan khasiat dan efek samping pemberian angkung disebabkan oleh berbagai kendala saat uji klinis.
"Hati-hati ketika menemukan obat yang mencantumkan banyak manfaat, tapi kok efek sampingnya enggak pernah diberitahukan," kata Yuda.
Dia juga menekankan bahwa pengobatan stroke tidak hanya menggunakan satu obat. Ada pengobatan yang menyertai penyakit stroke, seperti hipertensi, diabetes, penyakit jantung, atau vertigo. Maka dari itu, pemberian obat harus disesuaikan dengan efek samping obat agar tidak terjadi pemburukan.
"Sementara kami belum tahu efek samping An Gong itu apa, bisa enggak diberikan bersamaan dengan obat lain untuk mengobati stroke? Belum ada buktinya," ucap Yuda.
"Tanaman angkung sendiri untuk menyembuhkan stroke masih memerlukan penelitian lebih lanjut," kata Inggrid.
(mel/agn)