Keluhan, berita negatif, kabar duka membuat otak penuh emosi negatif. Untuk melawan emosi negatif yang memenuhi otak, berikan hal-hal positif pada diri sendiri.
Word affirmation atau kata afirmasi yang positif seperti 'I am a good person', 'Aku tidak akan membandingkan diri dengan orang lain', juga kata-kata senada dapat memberikan manfaat untuk otak.
"Kalau konsisten mendengarkan yang positif, perilaku akan positif," kata Sustriani.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Family resilience atau ketangguhan keluarga penting dilakukan di masa sulit seperti ini. Cobalah duduk bersama dan bercerita mengenai kondisi yang dirasakan.
Menurut Sustriani, duduk bersama keluarga untuk diskusi disertai pencarian solusi dapat membantu meringankan stres dan depresi.
Ada beberapa strategi tambahan untuk manajemen stres. Anda bisa berpasrah pada Tuhan lewat doa. Sustriani berkata bagian otak frontal log terdapat God spot aitu titik di otak yang mengatur hubungan dengan Tuhan.
Anda juga bisa mengatur batasan yang sehat (healthy boundaries) dengan membatasi baca berita negatif soal Covid-19. Lalu, melakukan hobi yang menyenangkan.
Lihat Juga : |
Anda juga bisa menuliskan hal-hal yang disyukuri hari ini (gratitude exercise). Tidak harus hal-hal besar misal, bernapas dengan lancar dan tidur cukup. Bersyukur bisa menambah produksi dopamin. Ada juga journaling atau menuliskan emosi yang dirasakan dan mengekspresikan perasaan lewat tulisan.
Lakukan manajemen stres dengan rutin. Jika cara-cara ini tidak membantu, Sustriani menyarankan agar berkonsultasi dengan konselor dan psikolog.
(els/ptj)