Membedah Fenomena Close Friend Cepu dan Etika Pertemanan

CNN Indonesia
Kamis, 05 Agu 2021 15:07 WIB
Fenomena Close Friend 'cepu' belakangan ramai menjadi perbincangan. Berikut pendapat ahli soal fenomena ini dan bagaimana etika saat masuk dalam Close Friend.
Fenomena Close Friend 'cepu' belakangan ramai menjadi perbincangan. Berikut pendapat ahli soal fenomena ini dan bagaimana etika saat masuk dalam Close Friend. (iStockphoto)
Jakarta, CNN Indonesia --

Fenomena Close Friend 'cepu' atau penyebaran unggahan pribadi oleh seseorang yang dipercaya sebagai teman dekat di media sosial ramai menjadi perbincangan.

Yang terbaru yakni soal unggahan pribadi milik aktris dan mantan personel JKT48, Adhisty Zara yang tersebar di jagat maya. Padahal, dalam unggahan yang tersebar itu terdapat simbol kotak hijau berbintang, penanda hanya dibagikan dalam sirkel Close Friend-nya saja.

Namun, di luar kasus ini, curahan Larissa Chou soal perceraiannya dengan Alvin Faiz yang dibagikan di fitur Close Friend juga sempat tersebar di beberapa akun gosip. Begitu juga dengan curahan Prilly Latuconsina tentang karyawannya pada November 2020 lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Close Friend merupakan fitur dalam platform Instagram, di mana pengguna dapat memilih siapa saja yang mereka percayai atau anggap sebagai teman dekatnya.

Sementara cepu adalah istilah untuk orang-orang yang membocorkan atau tidak bisa menjaga rahasia.

Dari fenomena Close Friend cepu ini, lantas apa yang bisa dipelajari?

Psikolog klinis Kasandra Putranto mengatakan pada dasarnya setiap individu memiliki profil psikologi yang khas meliputi kecerdasan intelektual, emosional dan sosial, bahkan spiritual.

Dari profil tersebut juga muncul karakter dan sikap dalam menjalani kehidupan.

"Akan selalu ada individu-individu yang memiliki masalah tertentu, antara lain tidak bisa menjaga rahasia, ingin memanfaatkan, ingin menyakiti orang lain atau bahkan mengkhianati teman," kata Kasandra melalui pesan singkat pada Rabu (4/8).

Sementara, psikolog klinis Nuzulia Rahma Tristinarum melihat fenomena Close Friend cepu belum tentu sebagai sebuah pengkhianatan.

"Kita enggak bisa pukul rata. Bisa saja teman atau sahabat kita itu justru sangat empati pada kita dan ingin mengungkap kebenaran, ingin membela. Namun caranya yang salah. Jadi, tidak selalu pengkhianatan," kata psikolog yang disapa Rahma itu saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (5/8).

Dia menambahkan, bahwa ada pula yang memang sengaja mengungkap keburukan atau aib karena beberapa alasan.

"Bisa jadi karena iri, bisa jadi karena pernah memendam kesal sebelumnya atau bisa jadi hanya karena teman tersebut tidak suka dengan perbuatan pelaku yang melanggar etika tapi salah dalam cara menegur atau tidak tahu bagaimana memberi peringatan dan nasehat yang baik," katanya.

Simak etika masuk dalam Close Friend di halaman berikut.

Etika masuk dalam Close Friend

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER