Getah Sekuntum Bunga dari Chiang Rai yang Diburu Taliban

CNN Indonesia
Sabtu, 21 Agu 2021 08:59 WIB
Saat mekar, bunga popi berwarna kemerahan. Tapi Taliban tidak peduli akan keindahan itu, karena mereka mengincar getah di bonggolnya: opium.
Saat mekar, bunga popi berwarna kemerahan. Tapi Taliban tidak peduli akan keindahan itu, karena mereka mengincar getah di bonggolnya: opium. (pixel2013/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia --

Afghanistan sedang dilanda krisis politik dan kemanusiaan, setelah Taliban kembali menguasai sejumlah kota besar di sana.

Dalam unggahan foto dan video yang beredar di media massa dan media sosial, kekacauan dan kesedihan terlihat di penjuru negara.

Mengutip tulisan dari REUTERS pada Senin (16/8), Taliban bisa melakukan aksinya karena memiliki dana besar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejumlah badan intelijen asing memperkirakan Taliban memiliki sumber finansial mandiri yang setidaknya menghasilkan US$300 juta (Rp4,3 triliun) hingga US$1,6 miliar (Rp23 triliun) per tahun.

Meski demikian, badan-badan intelijen itu mengatakan tidak mungkin dapat menghitung secara akurat berapa banyak aset yang dimiliki Taliban saat ini.

Ironisnya, berdasarkan laporan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Juni 2021 lalu, sebagian besar uang itu didapat Taliban dari berbagai jenis aktivitas kriminal seperti produksi opium, perdagangan dan penyelundupan narkoba, pemerasan, penculikan, dan pembajakan.

Dalam laporan DK PBB itu, salah satu badan intelijen memaparkan Taliban mampu meraup US$460 juta atau Rp6,6 triliun dari penjualan narkoba saja.

Hingga kini, Afghanistan masih tetap menjadi pemasok opium ilegal terbesar di dunia. Dan hal itu diprediksi akan terus meningkat ketika Taliban berkuasa.

Subur ladang opium di Afghanistan

Opium adalah getah bahan baku narkotika yang diperoleh dari buah candu (Papaver somniferum L. atau P. paeoniflorum) yang belum matang. Setelah disuling, getah ini menjadi bahan baku berbagai narkoba, salah satu yang populer ialah heroin.

Opium biasanya ditanam di pegunungan kawasan subtropis. Di samping dampak buruknya, bunga opium atau bunga popi yang sedang mekar berwarna kemerahan dan indah dipandang.

Mengutip data Survei Opium Afghanistan 2020 dari Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC), total area budidaya opium di Afghanistan sekitar 224 ribu hektare pada tahun 2020, yang merupakan peningkatan 37 persen atau 61 ribu hektare jika dibandingkan dengan 2019.

Bisa dibilang, hampir seluruh provinsi provinsi utama di Afghanistan memiliki ladang opium. Wilayah barat daya tetap menjadi wilayah penghasil opium utama negara itu, yang menyumbang 71 persen dari total produksi opium di Afghanistan.

Jumlah provinsi bebas opium di negara itu menurun dari 13 menjadi 12 pada 2020, dengan Provinsi Kapisa di timur laut kehilangan status bebas opium.

Dari data yang terkumpul, potensi produksi opium di Afghanistan diperkirakan bisa mencapai 6.300 ton. Tak heran jika Taliban bisa menambah jumlah tentara dan senjata.

Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...



Getah Sekuntum Bunga dari Chiang Rai yang Diburu Taliban

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER