Kata Ahli Soal Kebiasaan 'Aturan Ada Untuk Dilanggar'

CNN Indonesia
Sabtu, 28 Agu 2021 19:04 WIB
'Aturan ada untuk dilanggar' istilah ini seolah mengakar dan terpatri kuat di pikiran masyarakat. Apa alasannya?
Foto: geralt/Pixabay
Jakarta, CNN Indonesia --

'Aturan ada untuk dilanggar' istilah ini seolah mengakar dan terpatri kuat di pikiran masyarakat. Bukan hanya jadi istilah belaka, pada pelaksanaannya orang Indonesia memang hobi melanggar aturan yang telah ditetapkan.

Hal itu bisa terbukti dengan jelas selama pandemi Covid-19 terjadi. Berbagai aturan diberlakukan, misalnya soal larangan keluyuran jika tak ada urusan penting hingga perkantoran yang mengharuskan work from home.

Aturan-aturan itu banyak yang dilanggar bahkan tak jarang oleh si pembuat aturan sendiri.
Cenderung Pelupa dan Pemaaf

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Psikolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Koentjoro memandang perilaku ini terjadi dilandasi oleh pola kebiasaan masyarakat Indonesia yang cenderung pelupa dan pemaaf.

Di satu sisi, orang yakin bahwa aturan tetap harus ada untuk mengatur kehidupan, namun di sisi lain banyak aturan yang justru ditabrak karena dianggap menghalangi pola hidup yang mereka jalankan.

"Kalau orang gak setuju, ya ditabrak (aturannya). Terus ya gak jadi masalah karena Indonesia itu masyarakatnya pemurah. Minta maaf saja cukup, beres toh," kata Koentjoro saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui telepon, Jumat (27/8).

Sikap murah dan pemaaf ini tentu tak membuat efek jera terhadap pelaku pelanggar aturan, sehingga aturan seolah tak berarti apa-apa.

Selain itu, masyarakat Indonesia juga cenderung pelupa dan banyak aturan yang telah dibuat justru terlupakan begitu saja.

Hamdi Moeloek, Psikolog Sosial dari Universitas Indonesia (UI) menyebut pola pemikiran aturan ada untuk dilanggar ini memang sudah menjadi karakter sebagian besar orang Indonesia.

Bentuk Perilaku Kekanak-Kanakan

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER