Bicara soal asam lambung naik atau berbalik (acid reflux), umumnya orang langsung terpikir gastroesophageal reflux (GERD). GERD ditandai dengan sensasi terbakar atau heartburn serta rasa tidak nyaman di dada. Namun asam lambung naik bukan hanya soal GERD, terkadang orang tidak sadar dirinya mengalami laryngopharyngeal reflux (LPR).
Tidak seperti GERD, LPR cenderung memunculkan gejala yang tidak kentara sehingga dijuluki 'silent reflux.' Hanya saja LPR tidak boleh disepelekan, karena efeknya bisa fatal.
Melansir dari WebMD, di kedua ujung kerongkongan terdapat cincin otot (sfingter). Otot ini menjaga isi perut pada tempatnya. Begitu ada kondisi LPR, sfingter tidak bekerja dengan benar. Asam lambung naik ke bagian belakang tenggorokan (faring) atau kotak suara (laring) atau bahkan ke bagian belakang saluran napas hidung. Akibatnya, timbul peradangan di area yang terpapar asam lambung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Reflux silent sering terjadi pada bayi sebab sfingter belum berkembang sempurna, kerongkongan pendek dan sering berbaring. Sedangkan pada orang dewasa, penyebabnya belum diketahui pasti. Namun melansir dari Healthline, ada sejumlah faktor risiko seperti, gaya hidup (diet, makan berlebihan, kebiasaan merokok), kondisi fisik (malfungsi sfingter, berat badan berlebihan), dan kehamilan.
Apa saja gejala reflux silent?
1. Sulit tidur nyenyak
Clark A. Rosen, direktur divisi langingologi di University of California San Francisco Health, berkata saat tidur di malam hari, asam lambung dapat naik kembali ke kerongkongan dan merangsang sensor di lapisan tenggorokan. Akibatnya asam mengiritasi tenggorokan sehingga timbul masalah pernapasan dan kejang tenggorokan. Tentu ini otomatis membuat Anda kerap terbangun dan tidur jadi kurang berkualitas.
Melansir dari Livestrong, refluks asam mudah timbul karena posisi berbaring. Di posisi seperti ini, perut dan tenggorokan sejajar sehingga asam mengalir dengan mudah. Kemudian bisa juga otot sfingter esofagus lemah atau tidak menutup rapat.
Di samping itu, Anda makan malam dalam jumlah besar jelang tidur, konsumsi alkohol yang mengendurkan katup pemisah lambung dan tenggorokan.
2. Sakit tenggorokan dan suara serak
Asam lambung yang naik akan membakar lapisan halus tenggorokan sehingga timbul sensasi seperti terbakar. Selain itu suara cenderung serak sebab pita suara bengkak atau mengalami iritasi akibat paparan asam.
3. Batuk dan mengi
Asam lambung memang masalah pencernaan tetapi karena ada interaksi dengan tenggorokan, orang yang mengalami silent reflux mungkin mengalami gejala pernapasan seperti batuk dan mengi (napas berbunyi seperti nada tinggi).
Akan tetapi riset menemukan gejala pernapasan tetap bisa terjadi meski asam lambung tidak sampai ke tenggorokan. Asam di bagian bawah kerongkongan bisa mengakibatkan saluran pernapasan di paru (bronkiolus) menyempit seperti terkena serangan asma.
4. Sulit menelan
Mulai sulit menelan? Sangat mungkin Anda mengalami silent reflux. Saat asam lambung menyentuh tenggorokan dan kerongkongan, timbul peradangan dan iritasi pada lapisan saluran menelan dan tenggorokan.
5. Benjolan di tenggorokan
Kondisi silent reflux perlahan menimbulkan sensasi seperti ada benda asing yang tersangkut di tenggorokan. Ini bukan karena makanan yang belum tertelan sempurna melainkan ada benjolan akibat paparan asam lambung.
Simak cara mengendalikan silent reflux di halaman berikut.