Jalan Kaki sembari Kontemplasi Diri di Bukit Tanarara Sumba
Jalan kaki merupakan kegiatan sederhana yang menyehatkan, tentu saja jika dilakukan di tempat yang bebas polusi.
Selain bisa menyehatkan jasmani jika dilakukan dalam durasi tertentu, jalan kaki juga bisa menyehatkan rohani, terutama saat dilakukan di tengah alam yang indah.
Di tengah pandemi virus corona, penduduk Indonesia banyak yang memilih berjalan kaki di sekitar rumah. Menjelang matahari terbit atau terbenam menjadi waktu favorit.
Jika bisa berwisata ke luar kota lagi usai pandemi covid-19 berlalu, mungkin Bukit Tanarara di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, bisa menjadi rekomendasi destinasi jalan kaki di tengah alam.
Melihat unggahan foto di akun Instagram @pesonaid_travel, lanskap Bukit Tanarara terlihat membentang luas lengkap dengan bukit rumput yang berundak-undak.
Jalan kaki sembari kontemplasi diri di jalur setapak yang seakan tak berujung tentu saja bakal memberi pengalaman wisata yang tak terlupakan di sini.
Bukit Tanarara tepatnya berada di Desa Maubokul, Kecataman Matawai La Pawu. Sumba memang diberkahi dengan banyak savana, tempat satwa liar dan hewan ternak milik warga biasanya mencari makan.
Dijelaskan warga, kata 'tanarara' memiliki arti tanah merah, karena kawasan ini mengandung tanah liat.
Tak perlu khawatir kelelahan naik turun punggung bukit, karena medan di sini terbilang landai.
Saat musim hujan, Bukit Tanarara akan berwarna kehijauan karena lebatnya rumput dan ilalang. Sedangkan saat musim kemarau kebalikannya, pemandangan bukit ini akan terlihat kecoklatan.
Jika kebetulan datang saat musim hujan, jangan lupa bawa payung atau jas hujan. Jangan sampai kegiatan jalan kaki atau berfoto menjadi merepotkan karena tak menemukan tempat berfoto di area luas ini.
Jangan heran saat melihat banyak pasangan yang melakukan foto pranikah di sini, karena alamnya memang sangat elok bak lukisan.
Keberadaan Bukit Tanarara tentu saja semakin menasbihkan label tak resmi Sumba yang dijuluki "Negeri 1000 Bukit".
Di tengah pandemi virus Corona, perjalanan wisata masih dikategorikan sebagai perjalanan bukan darurat, sehingga sebaiknya tidak dilakukan demi mencegah penyebaran dan penularan Covid-19, terutama di daerah yang masih minim fasilitas kesehatannya.
Jika hendak melakukan perjalanan antarkota atau antarnegara, jangan lupa menaati protokol kesehatan pencegahan virus Corona, dengan mengenakan masker, mencuci tangan, serta menjaga jarak fisik antarpengunjung. Jangan datang saat sakit dan pulang dalam keadaan sakit.
(ard)