Mencari 'Energi' Spiritual di Sepanjang Garis Ley Dunia
Diskusi mengenai Ley Line atau Garis Ley yang terorinya muncul pada tahun 1921 masih terus berlanjut, bahkan hingga saat ini di zaman yang sudah modern.
Garis Ley adalah garis imajiner lurus dan sejajar yang bisa ditarik antara berbagai bentang alam dan monumen bersejarah yang menonjol.
Di sepanjang garis ini, di tempat mereka berpotongan, ada kantong "energi terkonsentrasi".
Mengutip All That Interesting, teori ini pertama kali digagas oleh ahli arkeologi Alfred Watkins yang ditulis dalam bukunya berjudul 'The Old Straight Track'.
Watkins sangat yakin dengan teorinya, namun karena "berbau takhayul", gagasan Watkins tidak pernah diterima oleh lembaga arkeologi Inggris.
Dalam teorinya, Watkins memperhatikan bahwa situs-situs kuno di berbagai titik di seluruh dunia berada dalam area searah.
Baik situs buatan manusia atau alam, mereka semua berada dalam satu pola, biasanya garis lurus. Dia menyebut garis-garis ini 'ley' dan percaya bahwa garis mengandung unsur supranatural dan spiritual.
Misalnya, membentang dari ujung selatan Irlandia, sampai ke Israel, ada garis lurus yang menghubungkan tujuh bentang alam berbeda yang menyandang nama "Michael", atau semacamnya.
Garis Ley juga ditemukan saat menarik garis lurus dari Piramida Agung Giza di Mesir, Chichen Itza di Meksiko, dan Stonehenge di Inggris. Belum diketahui lebih lanjut mengenai keberadaan "energi" yang dimaksud, namun fakta tersebut lumayan mengejutkan kalangan arkeolog.
Meskipun garis-garis itu kadang-kadang akurat secara geografis, keberadaan Garis Ley di penjuru dunia telah diperdebatkan hampir sejak Watkins melakukan pengamatannya.
Yang berteori secara ilmiah berpendapat kalau mungkin saja pemukiman zaman dulu memang dibangun seragam, sehingga segala bangunan penting harus dibuat lurus berdampingan yang akhirnya menciptakan apa yang disebut Garis Ley.
Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...