Peternak badak swasta terbesar di Afrika Selatan mengatakan sangat sulit untuk melanjutkan usahanya "menjaga" badak dari pemburu liar yang telah dilakukan selama empat setengah tahun, jika dia tidak diizinkan untuk menjual cula mereka.
Cula badak digunakan dalam pengobatan tradisional Tiongkok dan dihargai sebagai simbol status di bagian lain Asia, membuat perburuan, yang melibatkan pembunuhan spesies yang dilindungi, menjadi masalah yang meluas. Oleh karena itu, perdagangan internasional cula badak dilarang.
Platinum Rhino Conservation Enterprise milik John Hume, di Provinsi North West adalah rumah bagi 1.985 badak putih Selatan, dan Hume telah lama menekan pemerintah untuk mengizinkannya menjual cula mereka, yang ia "panen" secara legal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hume mengatakan kamera dan radar telah membantu menjauhkan pemburu dari peternakan badaknya, tempat lahirnya 200 anak badak setiap tahun sejak 2019.
Namun, mantan pengembang properti berusia 79 tahun itu mengatakan biayanya 5 juta ZAR (sekitar Rp4,9 miliar) per bulan, setengahnya dihabiskan untuk keamanan dan sisanya untuk makanan tambahan dan gaji staf.
Ditanya apakah perusahaannya memiliki donatur, kantornya mengatakan kepada Reuters bahwa proyek tersebut telah 54 bulan tanpa insiden perburuan tetapi belum ada investor yang bergabung karena ketidakpastian atas izin penjualan cula badak.
Hume mengatakan dorongannya untuk perdagangan legal badak dan cula demi mengumpulkan uang untuk konservasi tidak berhasil.
Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...