Kebiasaan buruk baiknya tidak diteruskan adalah membandingkan diri dengan mantannya. Menurut Level, bukan saatnya Anda khawatir soal 'pemain' lain yang sempat mampir di hatinya. Sebalknya, pikirkan diri Anda dulu.
Membandingkan diri dengan pria lain hanya membuat Anda makin tidak percaya diri. Sangat konyol membandingkan diri dengan orang-orang yang sudah jelas tidak ada di hidupnya. Kini giliran Anda buat tampil.
Anda memang tidak percaya diri, setidaknya untuk saat ini. Namun saat kencan atau bercakap via aplikasi, sebaiknya perhatikan cara Anda menceritakan diri Anda.
Karena tidak ingin terlihat sombong, Anda terus-terusan merendah dengan harapan mendapatkan validasi atau pujian darinya.
Pada kenyataannya, mungkin ini memang cerminan apa yang Anda pikirkan. 'Suka nongkrong di kedai X ya? Aku sih level warkop aja', 'Paling enggak bisa nih merangkai kata, beda sama kamu yang penulis', juga obrolan lain dengan nuansa serupa.
Menjadi 'yes man' tidak akan membawa Anda ke mana-mana. Dia memang akan senang saat pendapatnya memperoleh dukungan, pemikiran kurang lebih serupa sehingga obrolan menyenangkan.
Anda kurang berani mengungkapkan pendapat dan ini lama-kelamaan tidak atraktif di mata wanita.
Justru pendapat yang berbeda akan menciptakan dialog dua arah, memberikan dia pengetahuan (insight) baru.
Saat tidak percaya diri, pria akan melakukan sesuatu untuk mengalihkan rasa cemasnya. Bisa dengan bermain ponsel atau makanan di hadapannya. Bahkan bukan tidak mungkin kebiasaan-kebiasaan buruk saat makan terbawa saat bersamanya.
Menurut Real Men Real Style, kebiasaan buruk ini misalnya makan terlalu cepat, mengunyah dengan mulut terbuka, memasukkan terlalu banyak makanan hingga bicara sementara makanan belum tertelan.
(agn/agn)