Kisah Sedih Marjan, Singa Kabul Zoo yang Tersiksa Perang
Berita mengenai Kabul Zoo (Kebun Binatang Kabul) selalu mencuri perhatian dunia. Saat dibuka pada tahun 1967, dunia ikut berbahagia karena Kebun Binatang Kabul bisa menjadi pelipur lara penduduk Afghanistan yang telah lama didera perang. Namun pada tahun 1990-an, lebih banyak kejadian tragis dan mengerikan yang diberitakan dari sana.
Kebun Binatang Kabul berlokasi di tepi Sungai Kabul. Saat dibuka, kebun binatang ini memiliki lebih dari 500 fauna dan dikunjungi 150 ribu orang setiap tahunnya.
Penghuni kebun binatang yang paling terkenal adalah singa jantan bernama Marjan.
Marjan, yang dalam bahasa Persia berarti karang, lahir di Jerman Barat pada tahun 1976 dan diberikan sebagai hadiah kepada Kebun Binatang Kabul pada tahun 1978 oleh Kebun Binatang Cologne.
Setelah tiba di Afghanistan, singa betina lokal bernama Chucha bergabung dengannya menghuni Kebun Binatang Kabul.
Marjan menjadi saksi bisu sejarah Afghanistan yang bergejolak, dari kudeta komunis, pendudukan Soviet, hingga rezim garis keras Taliban.
Saat puncak konflik pada tahun 1990-an, Marjan dan kawan-kawannya hanya bisa termangu di dalam kandang, karena huniannya ikut menjadi zona perang.
Dentuman senjata mewarnai hari-hari mereka yang dilalui dengan perut kosong. Tubuh mereka kurus, langkah mereka lunglai.
Aka Akbar, penjaga kebun binatang berusia 60 tahun, terkadang nekat datang untuk mengecek kondisi hewan-hewan yang disayanginya. Namun tak lama aksinya diketahui Taliban dan ia dibunuh.
Pada tahun 1995, mata Marjan terpaksa buta sebelah setelah kandangnya dilempar granat oleh tentara Amerika Serikat, yang tak terima ketika rekannya tewas diserang akibat iseng masuk kandangnya.
Tak hanya buta sebelah mata, kondisi fisik Marjan juga jadi kurang mumpuni untuk bertahan hidup. Bahkan saat mengunyah makanan terlihat seperti kurang lahap.
Kejadian nahas itu juga membuat seekor beruang pincang, karena kakinya tak sengaja tertembak.
Kasus butanya Marjan menjadi puncak kemarahan aktivis fauna lokal dan internasional. Pemerintah Amerika Serikat sendiri tak banyak bicara mengenai kasus ini.
Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...